Krjogja.com - YOGYA - Setelah sebulan penuh umat Islam berjihad mengendalikan hawa nafsu, maka Idul Fitri merupakan momentum untuk instrospeksi diri. Secara kodrati, manusia diciptakan Allah SWT sebagai makhluk paling sempurna, baik secara fisik lahiriah maupun batiniah, tetapi tidak luput dari salah dan dosa.
"Selama Ramadan umat Islam memohon ampunan kepada Allah SWT, dan saat Idul Fitri, tibalah untuk saling memaafkan antar sesama manusia, sehingga bisa kembali dalam kesucian," kata Wakil Rektor III Universitas Janabadra H Sunarya Raharja SH MHum saat menyampaikan khutbah Salat Idul Fitri 1446 H di halaman Kampus Univeristas Janabadra, Jalan Tentara Rakyat Mataram 55-57, Badran Yogyakarta, Senin (31/3/2025).
Menurut Sunarya, puasa Ramadan yang merupakan kewajiban bagi umat Islam sesungguhnya merupakan perang yang jauh lebih berat dari perang fisik. Maka semestinya Idul Fitri merupakan hari kemenangan. Namun demikian manusia tidak boleh sombong, melainkan harus selalu rendah hati.
Lebih lanjut dikatakan, dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah SWT yang lain, manusia adalah makhluk paling sempurna baik secara fisik lahiriah maupun batiniah. Akan tetapi dengan kesempurnaannya tersebut, manusia tidak dapat lepas dari salah dan dosa baik terhadap Allah SWT, sesama manusia maupun dengan makhluk ciptaan Allah yang lain.
"Oleh karena itu kita dianjurkan untuk selalu bertaubat dan mohon ampun kepada Allah SWT juga minta maaf kepada sesama manusia. Bulan Syawal menjadi momentum untuk introspeksi diri (muhasabah) dalam rangka untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjadi hamba yang selalu meningkat takwanya," pungkasnya. (Dev)