YOGYAKARTA, KRjogja.com – Tantangan dunia pasca-kampus kian kompleks. Itulah pesan penting yang disampaikan Ketua STPMD ‘APMD’, Sutoro Eko Yunanto, saat mewisuda 98 lulusan dari berbagai program studi, Selasa (15/4/2025). Ia menekankan bahwa para lulusan tidak cukup hanya bergelar sarjana, tapi harus mampu menjadi “sarjana rakyat”, yakni intelektual yang berpihak pada kebaikan bersama.
“Jadilah sarjana yang tidak hanya mengejar gelar, tapi hadir membawa nilai, nalar, moral, dan norma. Sarjana rakyat bukan berarti meninggalkan moralitas, tapi melampaui sekadar teladan. Ilmu harus bermanfaat untuk rakyat, bukan hanya untuk menara gading,” tegas Sutoro.
Dalam tradisi Jawa, sosok sarjana dikenal sebagai sujananing budi—yakni mereka yang memiliki kecerdasan dan keluhuran budi. Namun, menurut Sutoro, kondisi saat ini menuntut lebih dari itu. Para sarjana harus menyeimbangkan moralitas dengan tindakan nyata yang berdampak langsung bagi masyarakat.
“Jangan hanya sibuk dengan moral dan hukum sempit, tapi lupakan rakyat. Nalar dan ilmu pengetahuan harus menjadi landasan dalam bertindak, sehingga tercipta amal yang ilmiah dan ilmu yang amaliah,” tegasnya lagi.
Ia juga mengingatkan tentang realita yang dihadapi para lulusan: mulai dari kemiskinan struktural, terbatasnya lapangan pekerjaan, hingga budaya korupsi yang masih merajalela. Menurutnya, ini saatnya lulusan berani mengambil peran dan berdiri di barisan depan untuk perubahan.
Sementara itu, Wakil Ketua I STPMD APMD, Widati, mengungkapkan bahwa lulusan terbanyak berasal dari Program Studi Ilmu Pemerintahan, disusul Ilmu Komunikasi, Pembangunan Sosial, serta Program Magister.
“Dari total 98 lulusan, 35 di antaranya berhasil meraih predikat cum laude, menunjukkan capaian akademik yang membanggakan,” ujar Widati.
Prosesi wisuda yang digelar di Auditorium Kampus STPMD APMD ini berlangsung khidmat dan penuh harapan baru. Para lulusan diharapkan membawa nilai-nilai yang diperoleh selama kuliah ke dalam aksi nyata di masyarakat.