yogyakarta

Aksata, Dalang Cilik dari Kotagede yang Ingin Jadi Dosen Seni

Jumat, 18 April 2025 | 19:45 WIB

Di saat anak-anak lain masih sibuk main game online atau nonton YouTube, Aksata Javier A.A Arundaya, siswa kelas 4 SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta, sudah punya mimpi besar: menjadi dosen seni, seperti sang eyang tercinta.

Bukan sekadar omong kosong, Aksata sudah punya modal kuat. Ia bisa mendalang dan menari Jawa. Bukan asal bisa, lho—penampilannya waktu Syawalan Keluarga Besar Tamansiswa di Pendapa Agung Tamansiswa, Sabtu (12/4), bikin banyak orang kagum. Gaya menarinya luwes, ekspresinya mantap.

Tinggal di Kotagede, kawasan yang terkenal dengan sejarah dan budayanya, ternyata ikut membentuk semangat seni Aksata. Ia belajar tari di Dalem Pujakusuman dan belajar mendalang di sanggar pedalangan di Bantul. Dua dunia seni yang berbeda, tapi ia jalani dengan cinta.

Ketika ditemui di sekolahnya, Rabu (16/4), Aksata baru saja selesai rekaman video mendalang untuk seleksi Festival Dalang Cilik di Universitas Negeri Yogyakarta. Anak ini serius. Fokus. Bahkan ketika ditanya soal masa depan, jawabannya mantap: “Saya mau jadi dosen seni saja seperti eyang saya.”

Pilihan Aksata bersekolah di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa bukan tanpa alasan. Menurutnya, sekolah di situ bisa bikin bakat seninya terpupuk dan berkembang. Di sana, seni bukan cuma pelajaran tambahan, tapi bagian dari budaya sekolah. Baru-baru ini aja, mereka ngadain lomba menyanyi tunggal dan mewarnai untuk siswa TK se-Kota Yogyakarta.

Ketertarikan Aksata pada seni tari memang sudah muncul sejak kecil. Tapi dia mulai serius belajar dan menari sejak kelas 2 SD. Sekarang, meski sudah tampil di banyak acara dan mulai mendalami dunia pedalangan, ia tetap menomorsatukan pelajaran di sekolah.

Karena buat Aksata, seni itu penting—tapi pendidikan tetap pondasi. “Itu penting untuk mendukung cita-cita saya jadi dosen seni,” ucapnya sambil tersenyum.

Aksata, Simbol Harapan Generasi Budaya

Di tengah gempuran gadget dan tren digital, anak-anak seperti Aksata adalah harapan. Ia membuktikan bahwa seni tradisional tidak ketinggalan zaman—asal dijalani dengan cinta dan niat. Siapa tahu, kelak Aksata bukan cuma jadi dosen seni, tapi juga tokoh budaya yang menginspirasi banyak orang.

Jadi, kalau kamu nanti lihat ada dalang muda tampil di TV, atau baca buku seni tradisional yang ditulis dosen muda dari Yogyakarta—bisa jadi itu Aksata, anak Kotagede yang sudah menari dan mendalang sejak SD. (War)

 

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB