KRjogja.com - SLEMAN - Sebuah diskusi bertajuk Bank Sampah Jogja Heboh #3 melakulan kickoff Gerakan Sejuta Biopori, Minggu (15/6/2025) pagi di Gedung Pascasarjana UGM. Gerakan kolaborasi lintas komunitas ini ingin menggerakkan anak-anak muda untuk ikut ambil bagian didukung Walikota Yogyakarta, Hasto Wardoyo.
Hermanto, Inisiator Gerakan Sejuta Biopori yang juga Ketua Loka Lab, mengatakan pihaknya ingin mengajak generasi muda peduli terhadap lingkungan khususnya sampah. Bagaimana kepedulian anak muda sangat penting diwujudkan karena persoalan sampah ada di depan mata.
"Permasalahan bukan hanya di Jogja tentang penutupan TPA. Kalau tak ada lagi mau ke mana. Kita bisa atasi asal mau. Perubahan itu diawali dan dilakukan dari anak muda, kami ajak dan harus tampil. Masalah sampah ini harus diurai. Gerakan sejuta biopori ini harapannya menjadi trigger, titik awal," ungkapnya.
Baca Juga: Cuaca Panas, Jemaah Haji Diminta Tak Berlebihan Ibadah Sunah
Biopori yang dibuat pada awalnya oleh Prof Ir Kamir R Brata sudah diujicobakan di Pantai Goa Cemara yang notabene pasir dan ternyata bisa. Hermanto yakin gerakan ini bisa dilakukan dengan mudah di Jogja.
"Acara ini adalah awal, nanti di momen Sumpah Pemuda ada deklarasi sudah ada sejuta biopori yang diinisiatifkan oleh anak muda. Kita lihat komposisi sampah kita 60-70 persen adalah organik. Kami ingin urai sampah organik yang menjadi persoalan," tambahnya.
Sementara, Walikota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, yang hadir memberikan dukungan menyelesaikan persoalan sampah dari hulu atau rumah tangga. Menurut Hasto, biopori merupakan salah satu bagian penting untuk mengurai persoalan sampah dengan ramah lingkungan.
Baca Juga: Memprihantinkan, Kekerasan Seksual Jadi Jenis Kekerasan Tertinggi di Tanah Air
"Kami di Kota Yogya selesaikan sampah yang menumpuk dan sembari jalan, paling penting antibiotik kalau ibarat pengobatan dokter. Salah satunya biopori yang dijelaskan Prof Khamir. Ada juga komposting dan banyak lainnya. Reduce, reuse dan recycling harus dilakukan sebagai hulunya. Kami tak ingin berpikir membakar saja, thermal saja, tapi dari hulu kita maksimalkan. Ini perlu dukungan semua masyarakat. Ini penting kita mulai," tegas Hasto.
Kota Yogyakarta sendiri kini sangat serius menata pengelolaan sampah setelah mengurangi 45 depo sampah menjadi 22 depo. Jumlah sampah di Kota Yogyakarta berkisar 240 hingga 260 ton perhari dan bisa naik hingga 300 ton ketika momen liburan.
Wakil Dekan Sekolah Pascasarjana UGM, Prof Widyanto Dwi Nugroho, menyebut bahwa spirit bersama sama untuk mewujudkan 3R adalah hal penting. UGM siap menyatukan energi positif dalam bingkai kebersamaan mewujudkan satu juta biopori.
Baca Juga: Novel Baswedan Jadi Wakil Kepala Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara, Ini Tugasnya
"Kami sangat antusias terlibat dalam upaya positif ini, harus bersama mengatasi sampah. Kami di Pascasarjana komitmen pada 3R dengan mengurangi sampah plastik misalnya dengan gelas, tumbler dan bukan lagi air kemasan plastik. Bagaimana kebersamaan sangat penting, dan kami menyambut hal positif dari gerakan ini," pungkasnya. (Fxh)