yogyakarta

Bangga Berkebaya 2025, Siap Digelar di Candi Prambanan 24 Juli

Senin, 30 Juni 2025 | 21:45 WIB
Panitia Bangga Berkebaya 2025 (foto: Risbika Putri)

Krjogja.com - YOGYA - Setelah sukses menggelar seri pertama di Candi Borobudur pada tahun 2024, Bangga Berkebaya telah menghadirkan lebih dari 1.500 perempuan dari berbagai kalangan mulai dari pecinta budaya, istri pejabat, buruh gendong hingga pedagang souvenir.

Kali ini, Peringatan Hari Kebaya Nasional akan kembali digelar dengan megah tahun ini melalui perhelatan Bangga Berkebaya Seri-2 yang akan berlangsung di Candi Prambanan, Kamis 24 Juli 2025.

Baca Juga: Sapa Warga Menguatkan Masyarakat Berdaya, Antariksa 2025: Sosialisasikan Bahaya Judi Online

Kegiatan tahun ini akan melibatkan lebih banyak partisipasi lintas negara dan organisasi. Hal ini merupakan tindak lanjut dari Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2023 yang menetapkan 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional.

Ketua Umum Bangga Berkebaya sekaligus inisiator kegiatan ini, Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch., Ph.D, menekankan bahwa acara tersebut merupakan upaya konkret untuk melestarikan kebaya sebagai Warisan Budaya Takbenda (Intangible Cultural Heritage) UNESCO dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat tradisi kebaya di Asia Tenggara.

“Kalau bicara kebaya, Indonesia itu ibukotanya. Makanya penting sekali kita yang terus nguri-uri dan merawat tradisi ini,” ujar Wiendu di Mandala Bhakti Wanitatama Yogya (30/6/2025).

Baca Juga: 3T Kampung Laut Cilacap Banyak Ditemukan Uang Lusuh

Wiendu menjelaskan kegiatan di Prambanan akan dihadiri oleh tamu-tamu VIP dan melibatkan negara-negara mitra kebaya, yaitu Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand, bersama Indonesia.

"Sebanyak 52 organisasi perempuan dan kebudayaan telah menyatakan dukungan, dengan lebih dari 1.000 perempuan siap berparade dengan kebaya. Acara ini juga dimeriahkan oleh lebih dari 500 pemain angklung dari berbagai daerah yang akan mengiringi berbagai lagu nasional dan daerah secara kolosal,"kata dia.

Lanjutnya, akan ditampilkan Tari Kebaya yang diciptakan khusus oleh Sanggar Tari Wanitatama sebagai bentuk penghormatan terhadap keanggunan busana tradisional ini.

“Parade berkebaya akan menjadi atraksi utama. Para peserta akan memamerkan ragam gaya kebaya, dari Kebaya Klasik, Kontemporer, Encim/Peranakan, Tempo Dulu, hingga Kebaya Warna-warni. Parade ini dilombakan sebagai bentuk apresiasi bagi mereka yang mengekspresikan kecintaannya pada kebaya dengan penuh semangat,” terangnya.

Salah satunya melalui pertunjukan Tata Saji Miniatur Prambanan yang akan menampilkan miniatur Candi Prambanan setinggi 2 meter yang seluruhnya dibuat dari kue tradisional. Sebagai simbol budaya, kegiatan ini juga akan menyatukan warisan budaya tak benda dan benda secara artistik.

"Para ibu-ibu berkebaya juga akan menancapkan kue-kue tradisional seperti wajik dan talam ke dalam kerangka tumpeng raksasa, sebagai simbol kekayaan kuliner dan tradisi Indonesia. Obsesi kita adalah menampilkan budaya takbenda di situs budaya benda, seperti Prambanan dan Borobudur. Ke depan, semoga bisa juga di Sumbu Filosofis Yogyakarta,” tambah Wiendu.

Kegiatan ini terselenggara berkat kolaborasi antara Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, InJourney, YHI, Kowani, serta berbagai organisasi perempuan, komunitas pecinta budaya, dan sponsor.

Halaman:

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB