KRJogja.com, YOGYA - SMA Kolese De Brito Yogyakarta menjadi perwujudan Indonesia secara mini. Hal tersebut tercermin dari beragamnya latar belakang siswa kelas X yang masuk pada tahun ajaran baru 2025/2026 ini.
"Dari sejumlah 322 siswa kelas X, yang berasal dari DIY berjumlah 169 siswa. Selebihnya datang dari seluruh Indonesia. Artinya SMA Kolese De Brito mencakup seluruh Indonesia, yang bisa dikatakan miniatur Indonesia atau Indonesia mini," kata Kepala SMA Kolese De Britto Robertus Arifin Nugroho, pada penyerahan secara simbolik siswa baru dari orangtua kepada pihak sekolah, di aula sekolah setempat, Sabtu (12/7/2025).
Ditambahkan Arifin, jumlah calon peserta didik yang mendaftar sebanyak 760 orang. Pada seleksi penerimaan siswa baru, pelaksanaan dilakukan di tiga kota, yaitu Yogyakarta, Indonesia Timur di Makassar dan Indonesia Barat di Palembang.
"Siswa baru yang mengikuti proses seleksi dan diterima berjumlah 322 anak. Mereka berasal dari 22 propinsi dan 84 kabupaten. Mereka datang dari 274 SMP negeri dan Swasta dari seluruh penjuru Indonesia," sambungnya.
Lebih lanjut dikatakan, pendidikan yang ditawarkan adalah mendidik siswa menjadi manusia pengabdi yang Pancasilais dengan menyeimbangkan antara olah pikir, olah rasa dan olah kehendak. Sekolah memberi siswa kebebasan, tapi kebebasan yang bertanggungjawab. Karena kebebasan yang absolud, akan mengganggu kebebasan orang lain.
"Kebebasan dimaksud, untuk mengasah potensi siswa. Untuk itu guru akan melakukan pendampingan secara personal," sambungnya.
Saat ini SMA Kolese De Brito mempunyai 916 siswa dengan 61 orang guru dan 29 orang karyawan yang menjadi formator dalam mendidik.
Sementara Agnes Nur Sukapti wakil dari orangtua siswa baru yang sekaligus Direktur Yayasan Kanisius Cabang Yogyakarta mengatakan, percaya SMA Kolese De Brito akan mendidik siswa bukan hanya dalam bidang akademis tetapi juga karakter. Para siswa itu yang kelak akan duduk pada masa generasi emas.
Sedangkan Romo Rektor Pater Agustinus Sugiyo Pitoyo SJ mengemukakan, SMA Kolese De Brito adalah sekolah Jesuit, dengan semangat Jesuit. Menurutnya banyak sekolah Jesuit di seluruh dunia.
"Bukan sekolah agama, tetapi sekolah Katholik. Maka berdoa penting di sekolah tersebut. Sekolah hanya membuka pendaftaran satu gelombang dan tidak menerima siswa pindahan," katanya.
Usai acara penyerahan siswa baru, dilanjutkan dengan talkshow dengan narasumber orangtua kelas XI diwakili Thomas Bambang Pamungkas, kelas XII diwakili Agnes Dhiany Indria Sari dan alumni Daniel Oscar Baskoro.
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah dilaksanakan Senin-Jumat, 14-18 Juli 2025 yang dibagi dalam dua sesi, pagi dan siang. Sesi pagi berisi tentang informasi persekolahan. Sedangkan siang berisi informasi untuk membadankan nilai-nilai ke-De Brittoan dan Ignatian. (Feb)