yogyakarta

Terbentuknya Sekolah Rakyat Guna Memutus Mata Rantai Kemiskinan Lewat Pendidikan

Rabu, 20 Agustus 2025 | 16:15 WIB
Kepala Dinsos DIY Endang Patmintarsih dan Agus Ristanto saat menjadi narasumber pada acara Podcast KR yang dipandu Pemred KR (Abrar)

Krjogja.com - YOGYA - Digulirkannya program Sekolah Rakyat (SR) oleh pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Sosial (Kemensos) pada tahun ajaran 2025-2026 salah satu tujuannya adalah untuk memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan.

"SR ini diakui memang baru pertama kali diadakan, Presiden memerintah kepada Menteri Sosial untuk bertanggung jawab membentuk Sekolah Rakyat (SR) Februari 2025. Setelah terbentuk program pemerintah ini harus dijalankan pada tahun ajaran 2025-2026. Menteri Sosial memerintahkan kami yang ada di daerah (Dinsos) untuk membentuk SR di daerah masing-masing," ujar Endang Patmintarsih SH MSi (Kepala Dinas Sosial DIY) yang menjadi narasumber dalam acara Podcast Kedaulatan Rakyat (KR) yang dipandu host Pemred KR Dr H Octo Lampito MPd, Rabu (20/8).

Baca Juga: Driver Jogjakita Antusias Ikuti Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan

Selain Endang, narasumber lainnya yang membersamai acara ini yaitu Kepala Sekolah Rakyat 19 Sonosewu, Bantul, Agus Ristanto.

Menurut Endang, terbentuknya Sekolah Rakyat tersebut, Kemensos dan Dinsos di daerah tidak berjalan sendiri, artinya kita harus berkolaborasi dengan kementerian lainnya seperti Kementerian PU, Dikdasmen (kementerian pendidikan) dan kementerian lainnya.

"Di DIY sudah ada 2 Sekolah Rakyat yakni SR 19 yang berlokasi di Gedung Dinsos, Sonosweu, Bantul dan SR 20 yang ada di Purwomartani, Kalasan, Sleman. Jenjang pendidikan yang baru bisa terlaksana tingkat SMA, jenjang SD dan SMP belum direalisasikan," tutur Endang.

Baca Juga: Polres Bantul Tingkatkan Pelayanan, Kunjungan Tahanan Bebas Biaya dan Prioritas Keamanan

Lebih lanjut dikatakan, untuk mewujudkan dan membentuk Sekolah Rakyat di DIY, pihaknya tidak sendiri, kita berkolaborasi dengan Dikpora, Dinas kesehatan dan Dinas PU. Jadi program yang digagas Presiden RI dalam waktu yang sesingkat ini, tujuannya sangat luar biasa yakni untuk <I>memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan<P>.

"Jadi kalau di Kementerian Sosial memberi bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat, ketika memberi bansos itu bermacam-macam, yakni untuk penerimaan, perlindungan dan jaminan sosial, rehabilitasi sosial dan pemberdayaan sosial. Kita memberikan bansos tersebut, benar-benar bagi orang miskin, tidak mampu, tidak punya pekerjaan dan usaha. Meski begitu sifatnya bansos yang diberikan pemerintah itu adalah sementara," ungkapnya.

"Bagi siswa yang diterima di SR, mereka akan mendapatkan fasilitas lengkap secara gratis, perlengkapan sekolah, perlengkapan mandi, makan, minum dan sebagainya. Mereka menempuh pendidikan di SR sifatnya boarding school, tinggal di asrama. Para siswa SR ini selama di asrama, akan didampingi wali asuh, walih murid, wali kelas dan kepala sekolah. Kalau para siswa ini tidak boarding school, tantangan mereka akan sulit mengubah perilaku di masyarakat dan orang tua," tegasnya.

Sementara itu, Kepala SR 19 Agus Ristanto mengatakan, semua yang ada di asrama SR 19 baik guru, murid, wali asuh, wali asrama dan juru masaknya baru semua. Selain itu, mereka yang tergabung di SR 19 ini tidak ada yang berlatar belakang ASN dan diangkat berdasarkan pegawai P3K.

"Sebenarnya yang ingin masuk SR 19 Sonosewu, Bantul peminatnya cukup banyak, tapi dari pemerintah pusat dibatasi. Yang diterima di SR 19 Sonosewu sebanyak 200 siswa terdiri 83 siswa putra dan 117 siswa putri," papar Agus. (Rar)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB