yogyakarta

Kunjungi SMAN 1 Yogya, Komisi D DPRD Yogya Sarankan Perbaiki Sistem di SPPG

Jumat, 17 Oktober 2025 | 18:18 WIB
Jajaran Komisi D DPRD Kota Yogya meninjau SMAN 1 Yogyakarta dan berdialog dengan kepala sekolah setempat. (Ardhi Wahdan)

 

Krjogja.com - YOGYA - Kasus ke racunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dialami ratusan siswa SMAN 1 Yogyakarta turut menjadi kepedulian jajaran Komisi D DPRD Kota Yogya. Komisi yang membidangi urusan pendidikan serta kesehatan itu pun memberikan saran agar sistem di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) diperbaiki.

Ketua Komisi D DPRD Kota Yogya Darini, menyebut kendati lembaga pendidikan jenjang SMA merupakan kewenangan provinsi namun pihaknya memiliki tanggung jawab dalam hal pengawasan. 

"Sekolah ini lokasinya juga berada di Kota Yogya. Sehingga ketika terjadi sesuatu, kami memiliki tugas untuk pengawasan. Kunjungan kali ini sekaligus untuk melakukan validasi atas kejadian yang kemarin," jelasnya usai berdialog dengan Kepala SMAN 1 Yogyakarta Ngadiyo, Jumat (17/10).

Baca Juga: Peter Schmeichel Ungkap Alasan Scott McTominay Gagal Bersinar di Manchester United

Selain berdialog dengan kepala sekolah, perwakilan siswa yang sempat mengalami masalah kesehatan usai menyantap menu MBG di SMAN 1 Yogyakarta juga turut digali. Darini pun menyebut, program MBG merupakan realisasi janji presiden terpilih. Program tersebut juga cukup bagus sehingga ketika terjadi persoalan di lapangan maka perlu dievaluasi agar tidak terulang kembali.

Menurutnya langkah pemerintah sudah responsif atas kejadian keracunan MBG, baik di SMAN 1 Yogyakarta maupun SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta yang lokasinya berdekatan. 

Kedua sekolah itu mendapat suplay dari SPPG Wirobrajan yang saat ini operasionalnya dihentikan sementara guna menunggu hasil penyelidikan atas menu masakan yang menyebabkan ratusan siswa keracunan. "Pak Walikota Yogya kemarin juga langsung ke sini. Responsnya sangat bagus, termasuk prosedur yang menghentikan SPPG untuk sementara," imbuhnya.

Baca Juga: Honda Scoopy x Kuromi Limited Edition Resmi Hadir di Yogyakarta

Dari hasil kunjungan tersebut, pihaknya menyarankan agar sistem di SPPG Wirobrajan diperbaiki. Salah satunya manajemen masak dan penyediaan bahan baku. Hal ini karena SPPG tersebut menangani MBG untuk sembilan sekolah dengan jadwal penyajian yang berbeda. "Jangan sampai menu yang dimakan untuk siang tetapi memasaknya malam sebelumnya. Apalagi kalau itu mengandung sayur mayur basah, tentunya jika jeda waktu cukup lama rentan basi," tandasnya.

Anggota Komisi D DPRD Kota Yogya Nurcahyo Nugroho, menambahkan selain manajemen masak dan penyediaan bahan baku, pola distribusinya juga perlu diperhatikan. Apalagi SMAN 1 Yogyakarta mendapat jatah distribusi MBG yang paling terakhir. Hal ini tentu harus diperhitungkan jarak dan waktu tempuh dengan menu yang disajikan.

Sementara Kepala SMAN 1 Yogyakarta Ngadiyo, menjelaskan masalah kesehatan yang dialami siswanya terjadi saat sudah berada di rumah. Dari hasil penelurusannya, total ada 426 siswa yang mengeluhkan sakit perut dan diare pada Rabu malam, atau berselang antara 10-12 jam setelah menyantap MBG di sekolah. 

Baca Juga: Bibit.id Raih Rekor MURI untuk Pembukaan Rekening Pasar Modal Terbanyak Oleh Aparatur Sipil Negara Pemko Langsa

Dari jumlah itu, pada Kamisnya terdapat 33 siswa yang tidak masuk sekolah. Sedangkan pada Jumat, hanya empat siswa yang masih tidak masuk sekolah. "Tetapi yang dua siswa tidak masuk hari ini karena persoalan lain, bukan masalah santapan MBG," katanya.

Pihak sekolah juga sudah melakukan kunjungan rumah terhadap siswa yang tempat tinggalnya tidak jauh dari sekolah. Kondisi siswa pun sudah berangsur baik. Selain itu, tidak ada satupun siswa yang harus menjalani rawat inap di rumah sakit. (Dhi)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB