KRJOGJA.com SLEMAN -- Stroke masih menjadi penyakit karena penurunan fungsi organ tubuh yang menua dan harus mendapat perhatian khusus. Pasalnya serangan stroke bila tidak ditangani cepat bisa berakibat cacat permanen atau kematian tertinggi di Indonesia.
Maka dalam Peringatan World Stroke Day 2025 Rotary Club Area 81, 82, 83 Yogyakarta menyerahkan Bantuan Alat Thrombectomy pada RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Rabu (29/10).
"Alat ini untuk penanganan langsung pasien yang terkena sumbatan dalam serangan stroke, yang bila ditangani langsung di dalam masa emas (<4,5 jam) kemungkinan pasien sembuh sangat besar," ungkap Ketua Satgas Stroke RSUP Dr Sardjito dr Paryono Sp. S (K) di sela penerimaan bantuan.
Didampingi Direktur Medik & Keperawatan RSUP Dr Sardjito, dr. Affan Priyambodo SpBS Subsp N-Vas, dr Paryono menyebutkan data di RSUP Sardjito 90 persen pasien di bawa ke RS sudah lewat masa emas.
"Ciri serangan stroke bicara pelo, senyum perot, rabun, sakit kepala dan lainnya Harus segera dibawa ke RS dan dipastikan bukan stroke. Jika benar stroke bisa segera ditangani. RSUP Sardjito rujukan pasien serangan stroke langsung ke IGD. Jangan takut biaya, biaya mencapai Rp 80 juta akan ditanggung pemerintah," tandas dr Affan.
Bantuan Rotary sepuluh unit Alat Thrombectomy senilai Rp 450 juta ini sangat membantu masyarakat yang terkena serangan stroke. "90 persen serangan stroke berakhir dengan kecacatan dan merupakan penyebab kematian tertinggi. Ada rekan dokter saya yang terserang stroke dan bisa diatasi cepat kini sembuh seperti sediakala," paparnya.
Penyerahan bantuan secara simbolis diwakili Arsyita Rokhma SSos selaku Assistant Governor Area 83 Rotary, bersama PDG Keliek J Sugiharto disaksikan Rotarian dari Rotary Club Area Yogyakarta, dihadiri juga tamu undangan dari komunitas Rehabilitasi Stroke Holistik Nusantara (KRESHNA).
"Momentum Hari Stroke Sedunia menjadi pengingat penting bagi masyarakat luas khususnya generasi muda untuk menerapkan gaya hidup sehat agar resiko stroke menurun. Pihak rumah sakit, layanan kesehatan, organisasi kemasyarakatan dan komunitas diharapkan dapat berperan aktif untuk menyelenggarakan kegiatan edukasi, skrining, dan dukungan rehabilitasi sesuai dengan kampanye global," ungkap Arsyita Rokhma SSos. (Vin)