Krjogja.com–YOGYA– Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Drs. Gugup Kismono, M.B.A., Ph.D., menyoroti tentang meningkatnya kerentanan generasi muda, khususnya Gen Z, terhadap stres kerja di era digital. Hal tersebut ia sampaikan dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam bidang Psikologi dan Perilaku Organisasional, Kamis (13/11/2025), di Balai Senat UGM.
Dalam pemaparannya, Prof. Gugup menegaskan bahwa tekanan pekerjaan di era modern kini berkelindan dengan tuntutan digital yang makin intens. Batas antara waktu kerja dan waktu pribadi semakin kabur, terutama sejak model kerja fleksibel seperti “work from home dan work from anywhere” menjadi praktik umum pascapandemi.
Menurut penelitian yang ia lakukan, hampir separuh pekerja muda mengalami peningkatan stres akibat paparan digital yang berlebihan, notifikasi pekerjaan tanpa henti, serta tuntutan respon cepat dari atasan maupun rekan kerja. Situasi ini, kata Prof. Gugup, menciptakan kelelahan kronis yang berdampak pada kepuasan hidup dan kesehatan mental.
Dalam riset berjudul “Can Acceptance Promote Life Satisfaction During a Work From Home Regime?”, Prof. Gugup menemukan bahwa stres yang dialami pekerja muda banyak dipicu oleh “role ambiguity” dan tumpang tindih antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Lebih lanjut, Ia juga menunjukkan bahwa kemampuan individu menerima kondisi kerja fleksibel dapat meningkatkan kepuasan hidup, namun hanya jika disertai keseimbangan kerja dan hidup yang memadai. “Produktivitas memang penting, tetapi hidup tidak boleh habis untuk kerja semata. Work–life balance adalah kebutuhan yang perlu diperjuangkan dengan sadar,” tuturnya.
Di akhir, Prof. Gugup mendorong perusahaan untuk mengembangkan budaya kerja yang lebih manusiawi, melalui kepemimpinan yang empatik, kejelasan peran, serta batasan jam kerja yang jelas. Selain perusahaan, pemerintah juga dinilai perlu menjamin perlindungan sosial bagi pekerja muda, terutama mereka yang bekerja dalam ekosistem ekonomi digital dan gig economy.