Keraton telah melakukan konservasi terhadap empat lukisan karya Raden Saleh serta secara rutin melakukan perawatan sebelum dan sesudah pameran. Saat ini, fokus konservasi juga diarahkan pada kereta-kereta pusaka Keraton yang memiliki komponen kompleks dari berbagai jenis material.
“Total koleksi Keraton lebih dari 100 ribu unit, mulai dari peralatan makan, perhiasan, porselen, kristal, hingga manuskrip sejak 1755. Justru dokumen dan manuskrip yang paling memakan waktu dalam proses konservasi,” ungkapnya.
Ia menambahkan, keterbatasan anggaran masih menjadi tantangan terbesar, baik untuk pengadaan instrumen konservasi berteknologi tinggi maupun kebutuhan dasar yang digunakan secara berkelanjutan.
“Kami tidak ingin peningkatan SDM konservasi ini hanya dirasakan Keraton. Harapannya, seluruh museum di Yogyakarta bisa naik kelas bersama. Jogja adalah kota dengan jumlah museum terbanyak di Indonesia, dan kami ingin membuktikan bahwa museum daerah mampu merawat warisan budaya, terutama di tengah isu pemulangan benda-benda cagar budaya ke Tanah Air,” pungkasnya. (*)