JAKARTA, KRJOGJA.com -Menerapkan SNI bagi Petrokimia Gresik adalah hal yang tidak bisa ditawar-tawar. Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan daya saing perusahaan terutama di era persaingan global dan derasnya arus perubahan saat ini, SNI menjadi strategi penting dalam mengelola perusahaan.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo di Gresik di Jakarta,dalam rilis yang diterima KR Jumat (27/11/2020) mengatakan Petrokimia Gresik yang tengah menjalankan program Transformasi Bisnis telah menerapkan berbagai sistem manajemen berbasis SNI guna meningkatkan daya saing perusahaan.
“SNI adalah harga mati di era persaingan global dan derasnya arus perubahan saat ini, terlebih di tengah wabah Covid-19,†ujar Dwi Satriyo.
Dengan menerapkan SNI dalam setiap proses bisnis, berarti perusahaan memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produk yang dihasilkan telah sesuai, teruji, layak, dan aman, karena memenuhi standar kualitas.
Lebih lanjut, Dwi Satriyo menjelaskan, Petrokimia Gresik memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam membantu pemerintah mewujudkan ketahanan pangan nasonal melalui penyaluran pupuk bersubsidi.
“Sehingga jaminan kualitas produk dan layanan yang kami berikan tidak semata-mata demi keuntungan, tetapi juga untuk memastikan hajat hidup petani dan ketahanan pangan nasional dapat terwujud,†imbuhnya.
Selama hampir separuh abad, Petrokimia Gresik telah berkontribusi dalam memajukan pertanian Indonesia. Tidak hanya melalui penyaluran pupuk bersubsidi, tetapi juga dengan menghadirkan solusi dari hulu hingga hilir, mulai dari pupuk, pestisida, insektisida, hingga benih hibrida, serta beragai layanan lainnya untuk sektor agroindustri.
Saat ini Petrokimia Gresik memiliki 31 pabrik dengan total kapasitas produksi 8,9 juta ton/tahun, dimana hampir setengah kapasitas atau 4,9 juta ton digunakan untuk memproduksi pupuk bersubsidi, sedangkan selebihnya merupakan produk komersial untuk memenangkan persaingan pasar bebas.
“Dengan penerapan SNI, operasional perusahaan menjadi lebih sehat dan efisien. Bahan baku yang digunakan selalu terjaga kualitasnya dan produk-produk yang dihasilkan pun mempunyai daya saing tinggi,†ujar Dwi Satriyo.
Untuk menghadapi tantangan dan persaingan yang semakin ketat dewasa ini, Petrokimia Gresik telah menetapkan strategi efektif untuk memastikan perusahaan tetap tumbuh. Ada tiga strategi pertumbuhan bagi Petrokimia Gresik, yaitu peningkatan kapasitas, rekonfigurasi pabrik yang ada dan pengembangan produk baru melalui pembangunan proyek baru.
Pertama, peningkatan kapasitas dilakukan dengan membangun pabrik baru AlF3 (Aluminium Fluorida) yang rencananya akan dimuali tahun 2021. Dengan adanya pabrik baru ini, kapasitas produksi AlF3 Petrokimia Gresik yang merupakan bahan pendukung peleburan tembaga ini akan meningkat dua kali lipat menjadi 25.000 MT per tahun.
Kedua, perubahan fokus dari single industry firm menjadi related diversified industry melalui hilirisasi produk. Yakni dengan mengoptimalkan pemanfaatan produk samping menjadi produk baru yang memiliki added value untuk mendukung industri lain. Melalui strategi ini, Petrokimia Gresik selain melaksanakan tugas pokok sebagai penopang ketahanan pangan nasional, juga diharapkan dapat berkontribusi memperkuat industri kimia nasional.
“Tahun ini, kami berhasil memproduksi Surfaktan karya anak bangsa yang pertama, ini merupakan terobosan penting yang sangat ditunggu oleh pelaku sektor migas di Indonesia,†tandas Dwi Satriyo.