JAKARTA.KRJOGJA.com - Perusahaan venture capital (VC) dengan sumber pendanaan dari perusahaan di Singapura dan Malaysia siap mengucurkan dana pinjaman hingga Rp 5 triliun untuk perusahaan UKM di Indonesia. Menariknya pemberian pinjaman ini dilakukan tanpa agunan, tanpa cicilan dan tidak mengandung unsur riba, melalui program Trading Invoice.
"Program pemberian pinjaman yang kami tawarkan adalah sistem sharing ekonomi atau bagi hasil dengan sistem syariah,†kata Direktur BeliBisnis.com, Maxmillian Wienardi, di Jakarta, Rabu (21/02/2018).
Menurut Maxmillian, perusahaan venture capital yang bekerjasama dengan BeliBisnis.com tersebut, bukan hanya memberikan pendanaan saja tapi juga memberikan pendampingan manajemen yang dilakukan oleh konsultan profesional untuk menjadikan perusahaan UKM menuju world class enterprise. Bahkan hingga siap melakukan privatisasi di lantai bursa.
axmillian Wienardi menjelaskan, ada tiga program revolusioner yang ditawarkan. Pertama Trading Invoice, yakni perusahaan UKM akan mendapatkan pendampingan dana tak terbatas, tanpa jaminan aset, melalui mekanisme pengalihan hak tagih bila mereka mensupply produknya ke buyer.
Sebagai contoh, jika selama ini peternak mengirimkan telur ke Indomart baru dibayar 1 bulan ke depan, nantinya, pembayaran akan dilakukan 1 hari setelah barang dikirim oleh perusahaan venture capital ini. Sedangkan penagihan ke Indomart menjadi tanggung jawab perusahaan venture capital, sehingga cashflow mereka tetap terjaga. Â
Program kedua yang ditawarkan adalah Go Private, yakni perusahaan UKM yang ikut program trading invoice nantinya akan ikut tahapan berikutnya go private. Dalam tahapan ini, perusahaan akan di benahai oleh tim konsultan go private dalam hal manajemen, keuangan, legalitas, operasional/produksi dan SDM, sehingga nilai valuasinya dapat meningkat sampai pada titik siap untuk diprivatisasi atau dijual ke perusahaan strategic partner untuk memperkuat posisi bisnis.
Kemudian program ketiga yang ditawarkan adalah Brand Ambasador. Program ini menawarkan pemenangan pemilu revolusioner, mengingat tahun 2018 dan 2019 adalah tahun politik dengan adanya Pilkada, Pileg dan Pilpres.
Maxmillian mengatakan, selama ini event Pilkada dan Pileg selalu diwarnai dengan ‘bakar uang’ melalui program pemasangan spanduk, baliho, pembagian kaos dan jacket hingga pemberan uang yang lazim disebut dengan seragan fajar. Padahal, saat ini masyarakat semakin cerdas, dengan adanya keterbukaan informasi yang tidak bisa dibendung, dan aturan ketat untuk model kampanye dari Bawaslu yang membuat para pasangan calon (Paslon) tidak lagi bisa sembarangan dalam berkampanye.