JAKARTA, KRJOGJA.com -Â Sejak bulan lalu, pemerintah melalui Kemeneterian Pertanian memastikan bahwa stok beras aman meski sejumlah daerah di Indonesia terjadi hujan ekstrem hingga banjir. Kendati demikian, Kementerian Pertanian mengaku sudah menyiapkan langkah strategisnya guna menyikapi fenomena alam seperti saat ini.
Berdasarkan data produksi dan konsumsi beras Kementerian Pertanian untuk Januari-April 2018, di Januari produksi beras mencapai 4,5 juta ton gabah kering giling (GKG) dengan ketersedian beras sebanyak 2,8 juta ton dan konsumsi beras 2,5 juta ton. Artinya ada surplus beras sebanyak 329,320 ton.
Pada Febuari 2018, produksi meningkat menjadi 8,6 juta ton GKG dengan ketersediaan beras sebanyak 5,4 juta dan konsumsi beras 2,5 juta ton. Dengan surplus beras 2,9 juta ton. Pada Maret produksi berat kembali meningkat 11,9 juta ton GKG , dengan ketersedian beras sebanyak 7,47 juta ton dan konsumsi 2,5 juta ton. Artinya surplus 4,971 ton.
Kendati demikian, pasokan beras ternyata mengalami kekurangan dipasaran. Harga beras kelas medium terus melambung melewati batas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp9.450 per kilogram (kg) hingga kini berasa dikisaran Rp12.000 per kg.
Di sisi lain, Peneliti senior Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menilai ada kecurigaan terjadinya manipulasi data terhadap hasil panen gabah.
"Ada kecurigaan yang besar bahwa data saat ini dimanipulasi besar-besaran. Jadi dengan data yang baik, kita bisa tahu apakah pasokan tersedia dengan cukup atau tidak,†ungkap Yose kepada, Minggu (14/1/2018). (*)