Investor minyak turut mengamati dampak lebih lanjut dari kenaikan permintaan minyak mentah dari kilang AS yang dimulai usai pemadaman akibat badai.
Analis HSBC mengatakan bahwa meskipun terjadi pemadaman di kilang AS, 2017 ditetapkan sebagai "tahun yang sangat kuat" untuk pertumbuhan permintaan minyak, merupakan faktor kunci yang mendasari kenaikan harga.
"Kami tetap yakin kenaikan jangka panjang terhadap harga minyak mentah. Dengan tidak adanya sanksi proyek besar baru, kami memperkirakan pasokan non-OPEC konvensional mulai menurun pada tahun 2018, "kata mereka.
HSBC mempertahankan asumsi harga Brent di 2018 dan 2019 masing-masing pada kisaran US$ 65 dan US$ 70 per barel.(*)