Kerja Sama RI-Tiongkok Terkait Kemudahan Berbisnis

Photo Author
- Jumat, 19 Mei 2017 | 06:32 WIB

JAKARTA,KRJOGJA.com - Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, sejumlah kerja sama telah dibahas dalam forum Belt and Road Initiative (BRI) yang berlangsung di Tiongkok. Dalam kerja sama ini, skema yang akan dibangun bukanlah pinjaman dari Tiongkok ke Indonesia.

Luhut menuturkan, pemerintah akan berhati-hati dalam mengelola anggaran. Ha ini dilakukan agar rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tak melebihi 30 persen.

"Pada forum Belt and Road Forum ini saya lihat, mungkin bisa dikatakan lebih baik dari APEC. Karena mereka membicarakan hal-hal konkret. Mereka (Tiongkok) kan punya dana US$ 3 triliun dan jika mereka mainkan US$ 1 triliun saja itu bisa membangun perekonomian baru di berbagai negara," kata dia dalam keterangan tertulis, Jakarta, Kamis (18/5/2016) malam.

"Walau begitu kita tetap harus hati-hati, kita tidak akan menjadikan (investasi) ini menjadi pinjaman karena kita ingin mempertahankan posisi utang kita kurang dari 30 persen dari GDP," dia melanjutkan.

Dalam kerja sama tersebut pemerintah akan memberikan kemudahan bisnis. Salah satunya insentif pajak. Luhut mengatakan, sejumlah negara telah melakukan kerja sama dengan Tiongkok. Negara-negara tersebut antara lain Arab Saudi dan Pakistan.

"Banyak negara lain yang sudah mendapatkan dana investasi ini, mungkin masih banyak negara yang ingin mendapatkannya juga. Yang sudah dapat antara lain negara Saudi Arabia misalnya, mereka membeli sebagian Saudi Aramco. Pakistan mendapat hingga US$ 62 miliar, Malaysia dapat lebih dari US$ 30 miliar, Filipina juga mendapat lebih dari US$ 20 miliar," kata dia.

Sejumlah proyek telah ditawarkan ke Tiongkok, yakni pengembangan wilayah terintegrasi di Sulawesi Utara dan Sumatera Utara.

"Pada pertemuan bilateral kemarin telah ditawarkan beberapa proyek yang direspons dengan sangat baik, seperti proyek terintegrasi di Bitung, kemudian di Sumatera Utara yang juga merupakan proyek terintegrasi, membuka konektivitas di sana. Lalu ada juga proyek listrik dan pembangunan kawasan industri di Kalimantan Utara," tandas dia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB
X