Saat ini, kata Ermy, penyehatan keuangan Waskita menjadi prioritas, di antaranya dengan menjalankan restrukturisasi. Seperti diketahui, Perseroan telah mendapat persetujuan dari 22 kreditur perbankan terkait penyempurnaan atas Master Restructuring Agreement (MRA) 2021 dan terkait Pokok Perubahan Perjanjian fasilitas Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP), dengan nilai outstanding sebesar Rp 31,5 triliun.
"Kini restrukturisasi tersebut sudah efektif. Dengan begitu, kegiatan operasional Waskita bisa berjalan secara optimal," ujarnya.
Sementara, berdasarkan laporan keuangan pada Kuartal III-2024, Waskita mencatat kenaikan laba bruto sebesar 33,18 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 1,03 triliun. Sebelumnya, pada periode sama tahun lalu sebesar Rp 773,93 miliar.
Nilai Gross Profit Margin (GPM) perseroan pun naik menjadi 15,19 persen, setelah sebelumnya pada Kuartal III tahun lalu sebesar 9,90 persen. EBITDA Waskita turut naik hingga 141 persen, dari Rp 252 miliar menjadi Rp 609 miliar per September 2024. (San)