Krjogja.com - Jakarta - Ketahanan energi nasional menjadi isu krusial yang terus diperjuangkan oleh pemerintah Indonesia, terutama dalam upaya transisi energi dan pengoptimalan pemanfaatan sumber daya alam yang ada.
Direktur Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi (MIGAS) Kementerian ESDM, Laode Sulaiman menegaskan bahwa gas bumi adalah salah satu sumber energi yang dapat diandalkan dalam menjaga ketahanan energi nasional."Dinamika dunia yang terus berkembang menuntut kita untuk memanfaatkan sumber daya alam yang kita miliki, seperti gas bumi, untuk mendukung ketahanan energi nasional," Direktur Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi (MIGAS) Kementerian ESDM, Laode Sulaiman, di Jakarta, Rabu (26/2).
Dipaparkan, salah satu capaian penting dalam pengelolaan gas bumi Indonesia adalah realisasi lifting gas bumi yang mencapai 5.481 mmscf/d, dengan 3.881 BBTUD atau 67,08 persen dari total lifting gas bumi nasional yang digunakan untuk penyaluran gas domestik pada tahun 2024.
Baca Juga: Terapkan Inovasi Lingkungan dan Sosial, Regional Indonesia Timur Pertahankan Capaian 4 PROPER Emas
"Gas ini sudah sampai ke level masyarakat, baik yang berpenghasilan rendah maupun tinggi, dan perlu terus kita perluas untuk memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya.
Namun, transisi energi bukanlah hal yang mudah. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah sempat merencanakan pengurangan pembangkit berbasis batubara, namun kebijakan tersebut harus disesuaikan dengan dinamika yang ada.
"Transisi energi memang penuh tantangan, namun kita terus berupaya untuk menemukan solusi terbaik, termasuk melalui kolaborasi dari berbagai pihak," ujar Laode.
Baca Juga: Perkuat Relasi dengan Industri, AKS ‘AKK’ Yogyakarta Gandeng Tiga Mitra
Sebagai bagian dari upaya tersebut, pemerintah juga telah merencanakan pembangunan infrastruktur gas yang meliputi jaringan transmisi dan distribusi gas bumi nasional.
Menurut Laode, pipa transmisi gas adalah prioritas utama, terutama di Pulau Jawa dan Sumatera, yang akan menjadi backbone untuk distribusi gas.
Dalam pandangannya, gas bumi tidak hanya menjadi andalan energi nasional saat ini, tetapi juga untuk masa depan. Outlook dari International Energy Agency (IEA) menunjukkan bahwa hingga 2050, gas bumi masih akan menjadi sumber energi yang stabil, berbeda dengan minyak dan batu bara yang diperkirakan akan menurun penggunaannya.
Baca Juga: Sharp Indonesia Bidik Pertumbuhan Penjualan 105 Persen di 2025
"Negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, masih memanfaatkan gas bumi untuk menopang ketahanan energi mereka dalam transisi energi global," tambah Laode.
Sementara itu, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi Suryodipuro juga mengatakan, gas bumi berperan penting dalam mendukung hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.