Februari 2025, Indonesia Alami Deflasi 0,48 Persen

Photo Author
- Senin, 3 Maret 2025 | 12:12 WIB
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti, di Jakarta, Jumat (1/11).  (istimewa)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti, di Jakarta, Jumat (1/11). (istimewa)

Krjogja com Jakarta - Pada bulan Februari 2025 terjadi deflasi 0,,48 persen. Deflasi ini lebih rendah dari bulan Januari 2025 yang mencapai -0,78 persen.

Deflasi Februari 2026 ini utamanya disumbang oleh tarif listrik, daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, tomat dan telur ayam ras.

“ Penyebab utama deflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga serta kelompok makanan dan minuman. Untuk listrik adanya pemberian diskon 50 persen untuk pelanggan rumah tangga untuk daya 450 VA, 900 VA DAN 1.300VA yang berlaku selama dua bulan yakni Januari dan Februari 2025,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti, di Jakarta, Senin (3/3).

Baca Juga: PNM Liga Nusantara: Mendukung Ekonomi Kerakyatan dengan Melibatkan Nasabah melalui Sepakbola

Dikatakan, dari 38 provinsi, sekitar 33 provinsi mengalami deflasi dan 5 provinsi mengalasi inflasi. Deflasi terdalam terdapat di Papua Barat sebesar -1,41 persen . Sedangkan inflasi tertinggi terjadi Papua Pegunungan sebesar 2,78 persen.

Sementara untuk tahunan, terjadi deflasi year on year (y-on-y) sebesar 0,09 persen . Deflasi provinsi y-on-y terdalam terjadi di Provinsi Papua Barat sebesar 1,98 persen dan terendah terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 0,01 persen

Sementara inflasi provinsi y-on-y tertinggi terjadi di Provinsi Papua Pegunungan sebesar 7,99 persen dengan IHK sebesar 115,17 dan terendah terjadi di Provinsi Riau sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 106,42. Sedangkan deflasi kabupaten/kota y-on-y terdalam terjadi di Kabupaten Muko Muko sebesar 2,10 persen dengan IHK sebesar 104,29 dan terendah terjadi di Kota Tasikmalaya sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 105,66. 

Baca Juga: AII Paparkan 16 Invensi Hasil Riset GRS 2021-2023, Sebagian Besar Siap Hilirisasi

Sementara inflasi kabupaten/kota y-on-y tertinggi terjadi di Kabupaten Jayawijaya sebesar 7,99 persen dengan IHK sebesar 115,17 dan terendah terjadi di Kota Kupang sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 105,61.

Deflasi y-on-y terjadi karena adanya penurunan indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 12,08 persen serta kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,26 persen.

Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,25 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,18 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,02 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,79 persen; kelompok transportasi sebesar 0,94 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,14 persen; kelompok pendidikan sebesar 2,04 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,47 persen; serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 8,43 persen.

Tingkat inflasi y-on-y komponen inti Februari 2025 sebesar 2,48 persen, inflasi m-to-m sebesar 0,25 persen, dan inflasi y-to-d sebesar 0,55 persen. (Lmg)

 

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB
X