Bank Raya Buyback Saham Rp 20 Miliar, Sinyal Kuat Fundamental Positif dan Loyalitas Pegawai

Photo Author
- Selasa, 20 Mei 2025 | 22:00 WIB
 Di kuartal pertama 2025, Bank Raya sukses mencetak laba Rp16,92 M (Ist)
Di kuartal pertama 2025, Bank Raya sukses mencetak laba Rp16,92 M (Ist)

Krjogja.com - JAKARTA - Di tengah dinamika pasar keuangan yang terus berubah, PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) mengambil langkah strategis penuh makna: buyback saham senilai maksimal Rp 20 miliar. Bukan sekadar strategi keuangan, tetapi juga wujud kepercayaan diri terhadap masa depan dan bentuk nyata dari penghargaan terhadap insan perusahaan.

Bank Raya, anak usaha dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), berencana melakukan pembelian kembali saham secara bertahap dalam jangka waktu maksimal 12 bulan setelah mendapat restu dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 25 Juni 2025 mendatang.

Baca Juga: Membedah Perpres 46/2025, Wajah Baru Pengadaan Desa di Podcast PBJ Insight

Namun, menariknya, buyback ini tidak hanya ditujukan untuk menjaga stabilitas harga saham di pasar. Lebih dalam dari itu, seperti dijelaskan Direktur Keuangan Bank Raya, Rustarti Suri Pertiwi, langkah ini didesain sebagai bagian dari Employee Stock Ownership Program (ESOP) — strategi yang diyakini akan menumbuhkan rasa memiliki para pegawai terhadap perusahaan.

“Buyback ini merupakan bagian dari skema remunerasi variabel untuk manajemen dan pekerja. Kami ingin setiap individu di Bank Raya merasa memiliki, karena ketika seseorang merasa memiliki, mereka terdorong memberikan yang terbaik,” ujar Rustarti.

Baca Juga: Tersedia Kuota 3.670 Mahasiswa, Jalur Seleksi Mandiri UGM Dibuka

Buyback yang Dibangun di Atas Fondasi Kinerja Nyata
Bank Raya tidak hanya menjual mimpi—mereka datang dengan data. Di kuartal pertama 2025, bank ini sukses mencetak laba Rp16,92 miliar, naik tajam 84,7% secara tahunan (year-on-year/yoy). Ini bukan sekadar angka, tapi refleksi dari transformasi digital yang mulai membuahkan hasil.

Penyaluran kredit digital selama Kuartal I/2025 tembus Rp6,3 triliun, tumbuh signifikan 63,9% (yoy). Sementara itu, aplikasi digital Raya App mencatat 1,1 juta transaksi, melonjak 57,1% (yoy). Semua ini turut mendorong pertumbuhan total aset perusahaan menjadi Rp13,35 triliun—naik 9% dibandingkan tahun sebelumnya.

Dengan performa semacam ini, tak heran manajemen yakin langkah buyback ini akan memperkuat kepercayaan investor terhadap fundamental perusahaan.

“Buyback ini adalah sinyal kepada pasar bahwa kami percaya dengan arah pertumbuhan jangka panjang Bank Raya. Ini bukan langkah spekulatif, ini keputusan strategis berbasis fundamental,” tegas Rustarti.

Lebih dari Sekadar Saham, Ini Tentang Budaya dan Visi
Buyback biasanya diasosiasikan dengan upaya mengatrol harga saham. Tapi dalam kasus Bank Raya, ini lebih luas: membangun budaya kerja berbasis ownership, memperkuat fundamental jangka panjang, dan menumbuhkan loyalitas pegawai melalui insentif berbasis saham.

Langkah ini juga menjadi sinyal bahwa Bank Raya bukan hanya bank digital biasa. Mereka ingin tumbuh sehat, sustain, dan punya budaya kerja yang selaras dengan semangat transformasi digital.

Sebagaimana Rustarti menutup penjelasannya, “Dengan buyback ini, kami memperkuat fondasi untuk tumbuh berkelanjutan dan menuju profitabilitas jangka panjang.” (*)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB
X