JAKARTA – CEO & Managing Director, MMI Asia Pte Ltd Michael Wiltonpada tlacSEA Connect Indonesia di Jakarta, Jumat (15/8/2025) mengatakan Asia Tenggara menjadi kekuatan global di bidang logistik sehingga bakal menggelar “transport logistic Southeast Asia and air cargo Southeast Asia (tlacSea) di Sands Expo & Convention Centre, Singapura, pada 29-31 Oktober 2025.
Gelaran ini untuk menegaskan posisi Asia Tenggara sebagai kekuatan global di bidang perdagangan dan logistik.Dalam gelaran itu bakal ikut serta lebih dari 10.000 profesional logistik, lebih dari 300 peserta pameran, dan lebih dari 90 pembicaara ahli. Inovasi rantai pasok, konektivitas lintas batas, dan logistik berkelanjutan, menjadi sorotannya.
“Indonesia memainkan peran penting dalam transformasi logistik Asia Tenggara, mulai dari pengembangan infrastruktur hingga digitalisasi rantai pasok,” ujar Michael Wilton.
Baca Juga: Buya Anwar : Butuh Analisis Matenatis Soal Penyelenggaraan Haji 2024
Disampaikannya pula, “Melalui tlacSEA Connect Indonesia dan acara di Singapura, kami menyelaraskan prioritas nasional dengan strategi regional dan mendukung solusi praktis untuk pertumbuhan jangka panjang.”
Sistem logistik di Asia Tenggara mengalami transformasi yang pesat. Gelaran tlacSEA 2025 menjadi platform tepat waktu bagi penyedia solusi, freight forwarder, dan pengiriman barang, untuk menjajaki peluang dalam integrasi digital, pengembangan infrastruktur, dan penyelarasan regional.
Sementara itu, tlacSEA Connect Indonesia merupakan hasil kerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) serta asosiasi logistik nasional. Mempertemukan para pembuat kebijakan, produsen, penyedia jasa logistik, dan inovator teknologi, untuk membahas ambisi digital Indonesia serta peran strategisnya dalam meningkatkan arus perdagangan regional.
Baca Juga: DIY Siap Gelar TKA Perdana 2025, BPMP Fasilitasi Koordinasi Dinas Dikpora dan Kemenag
Tantangan daya saing Indonesia adalah biaya logistik nasional. Untuk menjawabnya, dengan geografi yang kompleks, Indonesia mengandalkan digitalisasi dan teknologi untuk membangun ekosistem logistik yang efisien, terintegrasi, dan berdaya saing global.
Di sisi lain, Indonesia juga dengan cepat memodernisasi sektor logistik untuk mendukung basis industri yang berkembang. Diperkirakan, sektor logistik akan menyumbang lebih dari 21% PDB nasional pada 2030. Proyek infrastruktur strategis, seperti Jalan Tol Trans-Sumatera, peningkatan pelabuhan, dan perluasan pusat logistik di luar Pulau Jawa, membuka koridor perdagangan baru.
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Akbar Djohan menegaskan bahwa digitalisasi adalah kunci untuk mengatasi hambatan logistik di Indonesia.
Baca Juga: DIY Siap Gelar TKA Perdana 2025, BPMP Fasilitasi Koordinasi Dinas Dikpora dan Kemenag
“Efisiensi logistik adalah kunci untuk menurunkan biaya distribusi nasional. Melalui kolaborasi dan teknologi, kita dapat memperkuat ekosistem logistik terintegrasi, mendukung UMKM dan membuka peluang pasar yang lebih luas,” ungkapnya.