Perang Dagang Amerika-China Bikin Indonesia Untung? Begini Gambarannya

Photo Author
- Rabu, 15 Oktober 2025 | 11:25 WIB
Ilustrasi perang dagang Amerika dan China. (Freepik)
Ilustrasi perang dagang Amerika dan China. (Freepik)

Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia sekaligus CEO Bakrie & Brothers, Anindya N Bakrie, menilai kebijakan tarif 100 persen yang diberlakukan Amerika Serikat kepada China tidak harus dipandang sebagai ancaman.

Sebaliknya, langkah tersebut bisa menjadi momentum bagi Indonesia untuk memperkuat hilirisasi sumber daya mineral dan meningkatkan nilai tambah ekspor.

Saya nggak bisa bilang ini peluang dalam kesempitan. Tapi Indonesia punya mineral kritis banyak yang kita butuhkan cuma satu saja. Jangan nggak diolah di sini. Mau diolah setengah-setengah? Ayo. Tapi kita juga butuh nilai tambahnya,” ujar Anindya kepada wartawan usai menghadiri acara Forbes Global CEO Conference, di The St. Regis Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Menurutnya, kebijakan tarif yang lebih tinggi bisa memicu negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, untuk memperkuat ketahanan industrinya sendiri melalui pengolahan bahan baku di dalam negeri. Ia mencontohkan keberhasilan Indonesia dalam mengubah ekspor nikel mentah menjadi produk bernilai tinggi seperti stainless steel.

“Kita selalu bicara mengenai nikel 1 miliar dolar. Dikirim gelondongan, misalnya ini nggak diolah. Tapi setelah diolah bisa 35 miliar dolar. Hanya dalam jangka waktu 10 tahun,” jelas Anindya.

Anindya menekankan strategi hilirisasi tidak hanya meningkatkan nilai ekspor, tetapi juga memperkuat posisi tawar Indonesia dalam perdagangan global. Karena itu, Kadin mendorong percepatan pembangunan kawasan industri yang mampu menampung investasi pengolahan mineral seperti bauksit, tembaga, dan seng.

Ternyata Barang Ini Pemicu AS Berang Lagi ke China dan Saling Ancam

Kota-kota Terbaik di Amerika yang Cocok untuk Dikunjungi di 2025

Bendera Amerika Serikat. (dok. Unsplash.com/Nik Shuliahin)

Sebelumnya, Beijing menyatakan siap mengambil langkah balasan terhadap Washington bila Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, ingin benar-benar memberlakukan tarif baru sebesar 100 persen untuk produk impor asal China.

Ancaman tarif impor terbaru Trump muncul setelah China memperketat ekspor mineral tanah jarang (rare earth) pekan lalu. Ketegangan ini dikhawatirkan menggagalkan kemajuan berbulan-bulan dalam perundingan dagang kedua negara.

 

“Menggunakan ancaman tarif tinggi bukanlah cara yang tepat untuk berkomunikasi dengan China,” ujar juru bicara Kementerian Perdagangan China, melansir CNN, seperti dikutip Selasa (14/10/2025).

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB
X