Krjogja.com - YOGYA - Warga DIY dan Jawa Tengah ternyata memilih membeli smartphone dan gadget secara kredit. Dari data Home Credit, perbulan transaksi pembiayaan di wilayah DIY Jawa Tengah mencapai Rp 36 miliar sebulan dan 70 persen adalah kredit smartphone dan gadget.
Sylvia Lazuarni, Chief of Finance and Operations Home Credit mengatakan pihaknya kini eksis di 1.600 toko wilayah DIY dan Jawa Tengah dengan 300 sales agent yang bekerja. Di regional DIY-Jawa Tengah menurut dia, ada transaksi pembiayaan Rp 36 miliar yang mayoritasnya untuk smartphone dan gadget.
"70 persen dari Rp 36 miliar perbulan itu untuk pembiayaan smartphone atau gadget. Jumlah ini untuk region DIY Jawa Tengah. Saat ini memang pembiayaan untuk handphone dan gadget seperti laptop atau tablet itu paling besar," ungkapnya ketika berbincang di Kantor Concentrix, Lippo Mall Jogja, Senin (18/3/2024).
Baca Juga: Sudah Imsak, Apakah Masih Boleh Makan dan Minum Sahur? Begini Penjelasannya!
Sylvia mengatakan bahwa pasar pembiayaan untuk elektronik dan furniture di wilayah DIY dan Jawa Tengah juga memiliki potensi besar. Hal tersebut yang juga mendasari kolaborasi Home Credit dengan Concentrix untuk memaksimalkan customer care dan sales mendekat pada masyarakat.
"Kami ingin grow dari segmen elektronik dan furniture. Setahun ke depan kami target tingkatkan sales agent sampai 500-600. Harapannya bisa menyerap tenaga kerja dari DIY dan Jateng yang punya SDM berkualitas, apalagi Jogja dengan predikat Kota Pelajar ya, banyak anak muda bertalenta," lanjutnya.
Home Credit menurut Sylvia juga tengah mengembangkan pembiayaan untuk pendidikan karena banyak masyarakat yang ingin mengakses pendidikan namun tak punya sumber daya. "Untuk uang gedung misalnya, orangtua bisa mengakses dana biaya putra-putrinya," sambung dia.
Baca Juga: Tinjau Banjir di Grobogan, Gubernur Serahkan Bantuan Rp 293 Juta
Sementara di sisi edukasi masyarakat terutama anak-anak muda, Home Credit juga menggandeng OJK melaksanakan sosialisasi di berbagai lokasi strategis. Hal tersebut sebagai bentuk komitmen Home Credit meminimalisir kerugian masyarakat yang saat ini banyak menjadi korban pinjaman online ilegal.
"Kami juga terus lebarkan sayap sampai luar Jawa, seperti Sampit di Kalimantan dan Ternate Maluku. Kami ingin semua orang Indonesia bisa terjangkau pembiayaan karena belum semua orang punya akses perbankan," pungkas dia. (Fxh)