Krjogja.com - Sleman - Sebagai UMKM harus berani ekspor karena pasar lokal sudah penuh sesak, banyak pesaing sesama, dan bahkan produk impor yang masuk. Produk Indonesia terkenal sangat bagus, natural, dan harga kompetitif.
Pasar ekspor 5 benua sangat terbuka luas. Hal tersebut disampaikan Agung Setiawan, Founder dan CEO Woodeco Indonesia dalam Seminar Literasi Keuangan dan Literasi Digital dalam Mendukung UMKM Go Digital, Go Internasional.
Dalam pemaparannya, eksportir ini berhasil menyulap limbah kayu menjadi berbagai produk bernilai tinggi. Ia menuturkan proses produksi sangat penting dalam membangun kepercayaan pembeli di luar negeri.
Baca Juga: 4 Juli 2024, Realisasi Kawasan IKN 82,73 persen dan Sudah Fungsional
"Produk harus memiliki fakta yang benar dengan menjual barang hasil produksi yang bagus. Meskipun olahan limbah kayu industri furnitur, saya bisa menyulapnya menjadi panel dinding, set peralatan makan kayu, kotak perhiasan kayu, wood pellet, dan lainnya,"ujarnya dalam paparan seminar di kampus 1 Universitas Teknologi Yogyakarta (11/7/24).
Agung bercerita jika dulunya ia hanyalah juru parkir Pasar Klitikan Niten, Bantul. Baginya, mimpi menjadi eksportir butuh sebuah proses panjang. "Tidak ada yg tidak mungkin. Semua bisa mencapai mimpi kita. Bahkan karena tidak memiliki modal cukup, saya tidak pakai iklan untuk promosi media sosial dan website. Saya pelan-pelan berproses secara organik,"ujarnya di depan puluhan mahasiswa.
Lanjutnya, Indonesia memiliki bonus demografi yang begitu besar. Oleh karena itu, ilmu ekspor harus dikenalkan di kalangan para mahasiswa dalam membangun jiwa entrepreneur."Ekspor itu mudah dan tidak perlu modal yang banyak. Bahkan saat ini ekspor bisa dimulai dari 1 kilogram. Jangan lupa ikut organisasi yang selaras dengan tujuan. Karena bisnis saya di kerajinan, maka saya ikut Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia,"ujar Agung yang juga merupakan Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Hubungan antar Lembaga HIMKI.
Baca Juga: Singapura Izinkan Serangga ini untuk Dikonsumsi, Apa Saja?
Managing Director PT Media Sarana Data (GMEDIA), Budiyanto menjelaskan strategi marketing UMKM harus fleksibel."Kalau dulu marketing dari konvensional menawarkan produk, sekarang memakai platform,"ucap Budi kembali.
Ia menambahkan dalam masa yang hyper competition sekali, penjual produk UMKM harus memiliki value, belum tentu yang terkenal itu yang menang. "Makanya penjual UMKM harus bisa membidik pasar yang tepat supaya lebih diterima. Bisa jadi barang baru yang tidak dikenal tetap eksis di pasar besar. Marketing yang bagus itu membuat para pembeli seperti penyebar berita yang membuat network secara organik,"ujar Budi.
Erna Fitri Komariah selaku dosen pengampu UTY sekaligus PIC acara mengatakan kegiatan tersebut memberi manfaat besar bagi para mahasiswa. "Mereka bisa memahami dan memanfaatkan digitalisasi untuk membangun bisnis UMKM sedari dini. Dengan acara ini, kami ingin memperkenalkan UMKM untuk ranah ke go international. Kami pun menggandeng para narasumber yang mumpuni di bidangnya serta pelaku UMKM,"ujar Erna. (*3)