BANTUL, KRJOGJA.com -Â Produksi dan pemasaran kerajinan wayang kulit di Pucung Wukirsari Imogiri Bantul selama masa pandemi Covid-19 mengalami penurunan seknifikan dibanding sebelum muncul pandemi Covid-19.
Bahkan menurut ketua Paguyuban Perajin Wayang Pucung (PPWP), Pucung Manunggal, Sujiono (64) yang mantan Lurah Wukirsari, jumlah perajin wayang kulit di Sentra Kerajinan Wayang Kulit Pucung dulu mencapai 1060 perajin, sekarang tinggal sekitar 400 orang perajin.
"Yang sekarang sudah berhenti meninggalkan pekerjaannya sebagai perajin wayang kulit, beralih usaha sebagai pedagang burung. Yang menurut mereka penghasilannya lebih menjanjikan, " ungkap Sujiono, Minggu (13/3/2022).
Selain jumlah perajin berkurang , pemasaran kerajinan wayang kulit di Pucung juga mengalami penurunan drastis , yakni sekitar 60 persen. "Sekarang tinggal sekitar 40 persen," tambah Sujiono di tempat pembuatan wayang pedukuhan Pucung.
Turunnya omzet pemasaran kerajinan wayang kulit dimulai sejak munculnya pandemi Covid-19. Mulai saat itu perajin wayang dari Pucung yang setiap harinya memasarkan wayang lewat sistem rumah ke rumah atau door to door berhenti dan hanya berdiam diri di rumah, karena takut terpapar Covid-19. Toko yang menjual jenis kerajinan, termasuk wayang dari pucung juga sepi, bahkan tutup sementara. Termasuk ke Jakarta dan Bali.
Menurut Sujiono selama masa pandemi, order ke luar negeri seperti ke Jepang, Eropa dan lainnya juga macet.