Dorong Penetrasi Produk UMKM di Marketplace, Dinpar Sleman Gelar Tips Praktis Fotografi 

Photo Author
- Selasa, 16 November 2021 | 21:27 WIB
Suasana FGD
Suasana FGD

SLEMAN, KRJOGJA.com- Dalam rangka mengembangkan usaha UMKM, Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman menggelar Focus Grup Discussion (FGD) dengan mengusung tema "Tips Praktis Fotografi Produk UMKM, Siasat Marketing di Medsos". Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi produk lokal melalui UMKM.

Kegiatan ini dilakukan secara hybrid (luring dan daring melalui Zoom) di Sleman Creative Space, Selasa (16/11/2021). Dihadiri oleh Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Aris Herbandang, Kepala Seksi Atraksi Wisata dan Ekonomi Kreatif Rini Wahyu Hestari, menghadirkan dua pembicara Sigit Haryoseno (Stroryteller) dan Rio Pharaoh (fotografer), dan dimoderatori oleh Ary B Prass.

Dalam acara tersebut Aris Herbandang menuturkan saat ini perkembangan teknologi menjadikan media sosial sebagai salah satu penunjang promosi penjualan produk.

“Dengan cara promosi ini menjadikan UMKM setara dengan perusahaan besar. Dimulai dengan cara bagaimana mereka mengemas produk, membuat video hingga menjadikan media sosial sebagai media pemasaran,” tutur Aris.

“Media sosial dipilih karena cost (biaya) nya yang rendah, ditunjang dengan caption, gambar, dan hastag yang menarik menjadikan penyampaian pesan kepada yang dituju menjadi menarik,” tambahnya.

FGD kali ini dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama diisi oleh Sigit Haryoseno seorang story telling, penulis sekaligus MC. Om Imot sapaan akrab Sigit Haryoseno mengusung tentang story telling atau bagaimana menjadikan suatu media sosial sebagai sesuatu yang menarik dan bisa sebagai tempat untuk mempromosikan produk UMKM melalui suatu cerita.

Om Imot menjelaskan ketika kita akan mempromosikan suatu produk atau menjual produk kita di media sosial, hendaklah media sosial tersebut dibuat semenarik mungkin.

“Itulah pentingnya story telling. Mengapa harus sebuah cerita? karena cerita adalah cara yang paling kuat untuk memasukan pesan ke pikiran orang,”ujarnya.

Sigit menambahkan jangan sampai  masyarakat atau follower kita merasa bosan dan akhirnya penyampaian tidak tersampaikan dan ditinggalkan.

“Berjualan tidak harus melulu memasang foto suatu produk. Kita bisa menyisipkan suatu cerita atau tips menarik lainnya yang berhubungan dengan produk yang akan kita jual. Misal ketika kita menjual alat-alat bengkel, maka sebaiknya di feed Instagram tersebut memuat tentang tips-tips yang berhubungan dengan kendaraan atau mesin,”jelasnya.

Sigit juga memberikan tips, “Untuk berjualan alangkah baiknya kita taruh di story atau di highlight sedangkan feed kita bersih dari jualan atau promosi namun masih diperbolehkan sesekali. Sehingga  orang akan lebih tertarik untuk mengikuti Instagram kita tersebut.”

“Lebih penting lagi kita harus membedakan media sosial untuk pribadi dan untuk berjualan. Jangan sampai media sosial pribadi dipakai untuk berjualan,”jelasnya.

Sigit juga menjelaskan agar kita dituntut untuk mengikuti perkembangan dunia digital atau yang menjadi trend saat ini, misal yang baru ngetrend saat ini adalah fitur Reels, maka kita harus menggunakan fitur tersebut. Karena  insight viewer di Reels jauh lebih banyak dibanding dengan follower yang kita punya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB
X