BANTUL, KRJOGJA.com- Kelompok pelaku usaha jamu gendong yang tergabung dalam Koperasi Pengrajin Jamu Seruni Putih di Pedukuhan Kiringan Canden Jetis Bantul, Kamis (30/9/2021) sore dikunjungi Direktur Penyerasian Pembangunan Sosial dan Budaya, Dr Bonivasius Prasetya Ichtiarto Ssi MEg dan Direktur Penyerasian Pembangunan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sumarlan dari Dirjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian DPPTT RI, untuk melihat perkembangan dan potensi Jamu Kiringan Bantul.
Dr Bonivasius mengungkapkan, jamu Kiringan berpotensi untuk Go Internasional dan bisa untuk inspirasi bagi daerah lain dalam pengembangan industri lokal di Indonesia. "Sekarang yang perlu untuk lebih mengembangkan yakni kerja sama antara pemerintah- masyarakat pelaku usaha - perguruan tinggi atau kampus dan pihak swasta, bagaimana bisa bersinergi," ungkap Bonivasius.
Jenis jamu Jawa atau jamu racikan yang diproduksi di Kiringan kini sudah lengkap. Selain jamu gendong yang dipasarkan keliling di daerah lokal oleh ibu-ibu, juga sudah diproduksi jamu instan yang bisa disimpan lama dan sudah mulai dipasarkan ke luar negeri lewat online. "Ini kesempatan dan terbuka untuk Go International ," tambah Bonivasius.
Melihat perkembangan di lapangan, menurut Bonivasius sudah perlu dibuat laboratorium lapangan untuk pelatihan.
Kedatangan rombongan dari Kementerian DPPTT RI kemarin didampingi Rektor UNY Prof Dr Sumaryanto MKes dan Prof Dr Nahiyah Jaidi Faras MPd selaku pendamping dan inkubator bisnis. Diterima Lurah Canden Beja SH MH Li, Ketua Keperasi Seruni Putih Murjiati dan anggotanya yang saat ini ada 132 pelaku usaha jamu.
Lurah Canden Beja , menjelaskan, pedukuhan Kiringan sudah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda sebagai produksi jamu gendong. Mulai tahun 2021 mendapat bimbingan dan pendampingan dari Prof Dr Nahiyah dari UNY. Ketika terjadi gempa besar tahun 2006 pernah terpuruk, tetapi dengan semangat dan pendampingan dari UNY, kini jamu Kiringan semakin berkembang. ( Jdm)