Yuni Satia Rahayu : Hadapi Pemilu Tidak Ideal, Jiwa Petarung Perempuan Politik Harus Ditumbuhkan

Photo Author
- Senin, 26 Agustus 2024 | 09:41 WIB
Dr Hj Yuni Satia Rahayu SS MHum (Foto FX Harminanto)
Dr Hj Yuni Satia Rahayu SS MHum (Foto FX Harminanto)

Namun, tantangan-tantangan yang dihadapi tidaklah sedikit. "Pesan untuk politisi perempuan yang belum mendapatkan kursi, kami berharap belajar tentang cara berkomunikasi dengan masyarakat," tutur Dr. Yuni, menggarisbawahi pentingnya kemampuan komunikasi dalam mempengaruhi opini publik dan membangun dukungan politik.

Baca Juga: Hari Keluarga Tandai Pembukaan Rangkaian Lustrum III Sekolah Vokasi UGM

Di balik segala tantangan, harapan tetap ada. Perempuan-perempuan seperti Dr Yuni Rahayu tidak hanya berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk generasi-generasi perempuan yang akan datang. Melalui peran aktif dalam parlemen, mereka mengubah paradigma tentang apa yang bisa dicapai perempuan dalam politik, membangun jalan untuk lebih banyak perempuan terlibat dalam pembentukan kebijakan publik di masa depan.

Dalam upaya untuk meningkatkan keterwakilan perempuan di parlemen, setiap langkah kecil dan perjuangan yang dilakukan tidak pernah sia-sia. Meskipun jalan panjang masih harus ditempuh, semangat untuk terus bergerak maju tidak pernah padam. Keterwakilan perempuan bukan hanya tentang angka, tetapi tentang keadilan, kesetaraan, dan keberlanjutan demokrasi yang lebih baik bagi semua.

Ibu dan Anak
Menurut Dr Yuni, anggota DPRD DIY dari perempuan diharapkan memiliki peran banyak, tidak hanya fungsi DPRD DIY, budgeting, pengawasan hingga legislasi. Selain itu, juga diharapkan memperjuangan kesehatan ibu dan anak.

Saat ini, DIY sedang fokus pada permasalahan stunting pada anak-anak. Seperti yang telah disampaikan pemerintah pusat, masalah stunting menjadi salah satu yang mendapat perhatian serius, termasuk di DIY.

Baca Juga: Dispar Gelar Jelajah Wisata Gunungkidul  

Oleh karena itu, penting untuk memberikan perhatian yang lebih pada kesehatan ibu-ibu hamil. Mereka harus memperoleh gizi yang memadai agar anak-anak yang lahir dapat terhindar dari kondisi stunting.

Ketika ibu tidak mendapat gizi yang cukup, anak-anaknya juga akan mengalami kekurangan gizi. Keluarga memiliki peran penting dalam memastikan kesejahteraan ibu-ibu ini, sehingga tidak ada lagi yang diabaikan.
“Memang, perhatian terhadap masalah kesehatan ibu dan anak dimulai sejak dari masa kehamilan harus ditingkatkan oleh pemerintah,” ujarnya.

Terkait upaya meningkatkan keterwakilan perempuan di legislative di Pemilu mendatang, Dr Yuni berharap para rekan perempuan dapat memahami betul politik. “Kami khawatir bahwa emosi dan perasaan dapat mempengaruhi keputusan. Memang, emosi memiliki peran penting saat menghadapi persoalan masyarakat, tetapi dalam konteks pertarungan politik, kemampuan berkomunikasi yang baik kepada masyarakat sangat diperlukan,” jelasnya.

Para rekan juga tidak boleh ragu untuk melakukan investasi sosial di masyarakat, seperti membantu masyarakat tidak mampu dalam biaya pendidikan yang tidak terjangkau, menanggung biaya rumah sakit, atau membantu dalam berbagai hal sehari-hari. Ini harus dilakukan agar keberadaan mereka di masyarakat benar-benar dirasakan dan diapresiasi masyarakat.

“Kami berharap para perempuan menjadi petarung yang tangguh sehingga mampu meraih kursi di parlemen. Saat ini, kami bersyukur masih ada perempuan-perempuan yang berperan aktif di DPRD DIY, yang terus mendorong perjuangan untuk mewujudkan aspirasi perempuan lebih lanjut di masa depan,” ungkap Dr Yuni. (Fxh)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Primaswolo Sudjono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB
X