Ketua DPRD DIY, Nuryadi Tolak Usaha Menghapus Sejarah

Photo Author
- Jumat, 11 Juli 2025 | 09:35 WIB
Ketua DPRD DIY, Nuryadi SPd (Foto; Dokumen)
Ketua DPRD DIY, Nuryadi SPd (Foto; Dokumen)

Ajakan dan semangat yang disampaikan Nuryadi mendapat respons positif dari para peserta, termasuk dari Ahmad Tomi Wijaya, Bendahara BEM Pesantren. Tomi menyambut baik langkah Nuryadi yang bersedia berdialog langsung dengan mahasiswa, serta memberikan dorongan bahwa santri juga memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin bangsa.
“Sering muncul anggapan bahwa pondok pesantren tertutup terhadap ideologi negara, padahal tidak semua pesantren seperti itu. Justru melalui forum ini, pemahaman akan pentingnya Pancasila bisa masuk dan dipahami lebih baik oleh para santri,” ujarnya.

Sementara itu, Yogi Atma Setiawan, Koordinator BEM Pesantren Zona DIY, menyampaikan rasa bangga dan haru atas kehadiran Ketua DPRD DIY di acara tersebut. Ia menilai, kehadiran Nuryadi mematahkan anggapan bahwa santri tidak bisa menjadi pemimpin.

“Melalui forum ini, kami semakin percaya diri. Ternyata kami juga punya peluang untuk jadi pemimpin bangsa. Pak Nuryadi menunjukkan bahwa wakil rakyat bisa hadir langsung menemui kami, mendengarkan aspirasi kami,” ungkap Yogi.

Rektor Universitas Islam Mulia, Ir Anwarudin Hisyam MSc PhD, menegaskan pentingnya pemahaman Islam yang komprehensif dan sejalan dengan semangat kebangsaan. Ia menolak pandangan yang mengontradiksikan antara agama dan negara.

“Agama, negara, dan bangsa tidak bisa dipisahkan. Dalam sejarah, para kiai dan ulama sangat berperan dalam kemerdekaan Indonesia,” tegasnya.

Rektor juga menekankan bahwa tugas seorang Muslim bukan hanya beribadah, tapi juga membangun peradaban dan menciptakan kemakmuran di muka bumi. Ia mengutip surat Al-Baqarah ayat 30, bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah atau pemimpin di bumi.
“Jika semua pemimpin menjalankan tugasnya dengan baik, termasuk anggota dewan yang membahas anggaran dan regulasi untuk kepentingan rakyat, maka itu juga bagian dari jihad. Bukan hanya perang di medan tempur, tapi perjuangan demi kemaslahatan umat,” tambahnya.

Dialog antara mahasiswa, pemimpin daerah, dan akademisi dalam acara Ngaos Kebangsaan tersebut menjadi cerminan pentingnya kolaborasi antara pemangku kebijakan, pesantren, dan kampus dalam merawat kebangsaan.
Ketua DPRD DIY, Nuryadi, menunjukkan bahwa kehadiran pemimpin rakyat di tengah mahasiswa bukan hanya simbol, tetapi komitmen untuk mendekatkan lembaga legislatif dengan suara rakyat. Terlebih di tengah maraknya tantangan ideologi, infiltrasi budaya asing, dan semangat individualisme, penguatan wawasan kebangsaan di kalangan generasi muda menjadi kebutuhan yang mendesak.

Semangat kebangsaan tidak hanya ditanamkan melalui pidato dan teori, tapi juga melalui teladan dan keberanian hadir di tengah rakyat, seperti yang dilakukan Nuryadi dalam forum ini. Ia menyalakan kembali obor nasionalisme yang harus terus menyala dari ruang-ruang kampus dan pesantren.(*)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Primaswolo Sudjono

Tags

Rekomendasi

Terkini

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB
X