"Kami masih menunggu kapan perwakilan warga bisa bertemu sama Pak Gubernur, tetapi kemarin yang siap menjembatani Kepala Dinas PUP ESDM DIY," ujarnya ditemui di posko pintu masuk TPST.
Dijelaskan, puluhan tahun sudah warga sekitar TPST merasakan berbagai dampak terakait kesehatan. Namun tidak pernah diberikan solusi agar dampak bisa diminaimalisir.
Herwin mengatakan, warga sudah begitu lama merasakan bau kurang sedap imbas dari keberadaan TPST. Warga sejauh ini justru dibuat heran, meski sudah belasan tahun beroperasi. TPST hingga sekarang belum juga bisa menangani limbah lindi dengan baik.
Sedang Ketua Paguyuban Jasa Sampah Swasta yang tergabung dalam wadah, 'Eker-Eker Golek Menir' Sodik Marwanto mengungkapkan, bila blokade tidak segera dibuka dampaknya akan sangat luas sekali. Tetapi bagaimanapun warga juga punya hak menyampaikan aspirasinya.
Kendati begitu, sebagai jasa pengambil sampah swasta, Sodik sudah menyampaikan kepada pelanggannya terkait kondisi dilapangan.
"Setelah Hari Raya Idul Fitri sampah sudah kami ambil, demikian juga teman -teman lainnya. Kalau sampah menumpuk tidak diambil tentu berpengaruh terhadap kesehatan itu jadi ancaman serius," ujarnya.
Dalam sehari, Sodik membawa sampah dari pelangganya ke TPST mencapai 2 ton. Oleh karena itu, pihaknya dan anggota paguyuban tetap menunggu perkembangan dilapangan. (Roy)