diy

BMKG: Sejumlah Wilayah di DIY Berpotensi Kekeringan Meteorologis, Mana Saja?

Selasa, 5 September 2023 | 15:32 WIB
Ilustrasi kekeringan melanda Indonesia.

Krjogja.com - YOGYA - Berdasarkan monitoring Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, kondisi iklim sampai dengan awal September umumnya masih masuk periode musim kemarau.

Untuk prakiraan curah hujan, pada dasarian pertama September berkisar 0 - 10 mm. Ini masuk kategori rendah dengan sifat hujan Bawah Normal. Dasarian dua September, curah hujan berkisar 0 - 10 mm kategori rendah dengan sifat hujan bawah normal - atas normal. "Di dasarian III September 2023 Curah hujan berkisar 0 - 10 mm kategori rendah dengan sifat hujan bawah normal," kata Etik Setyaningrum selaku Kepala Kelompok Data & Informasi Stasiun Klimatologi DIY, Selasa (5/9/2023).

Dijelaskan Etik, berdasarkan hasil pemantauan curah hujan hingga tanggal 31 Agustus 2023 dan prakiraan peluang curah hujan dua dasarian ke depan, maka terjadi potensi kekeringan meteorologis. Untuk statusnya disesuaikan dengan kondisi di masing-masing wilayah.

Baca Juga: Bupati Ingatkan Waspadai Cuaca Panas Dampak El Nino

Contohnya di Kabupaten Gunungkidul, tepatnya di Nglipar dan Semin. BMKG menetapkan wilayah tersebut statusnya waspada untuk potensi kekeringan meteorologis. Ini ditandai, karena wilayah tersebut telah mengalami hari tanpa hujan lebih dari 21 hari dan prakiraan curah hujan rendah kurang dari 20 mm/dasarian dengan peluang terjadi diatas 70 persen.

Untuk yang berstatus siaga potensi kekeringan meteorologis di Kabupaten Bantul meliputi Banguntapan, Bantul, Dlingo, Imogiri, Kasihan, Pundong, Sedayu dan Sewon. Kabupaten Gunungkidul di wilayah Gedangsari, Girisubo, Karangmojo, Ngawen, Playen, Ponjong, Tepus, dan Wonosari.

Di Kabupaten Sleman meliputi wilayah Berbah, Cangkringan, Depok, Gamping, Kalasan, Ngemplak, Pakem, Sleman dan Turi. Sedangkan di Kabupaten Kulonprogo hanya di wilayah Girimulyo saja.

Baca Juga: Tetap Waspada Kekeringan, Sejumlah Wilayah Diguyur Hujan Ringan Ditengah Kemarau

"Status siaga ditetapkan karena wilayah tersebut telah mengalami hari tanpa hujan lebih 31 hari dan prakiraan curah hujan rendah kurang dari 20 mm/dasarian dengan peluang terjadi diatas 70 persen," jelasnya.

Untuk prakiraan awal musim hujan di DIY diprediksi baru akan terjadi sekitar bulan November 2023. Tepatnya November dasarian pertama hingga ketiga. Kecuali wilayah Sleman bagian selatan, Kota Yogyakarta, Bantul bagian utara dan sebagian Gunungkidul bagian barat Desember dasarian I.

Dengan demikian periode musim kemarau masih akan berlangsung hingga Oktober. Untuk itu BMKG menghimbau kepada wilayah yang rawan kekeringan untuk waspada. Karena awal musim hujan di DIY diprakirakan umunya pada bulan November.

"Perlu diantisipasi pada akhir Oktober hingga pertengahan November merupakan masa-masa transisi atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Pada masa itu yg potensi hujan sedang hingga lebat dengan durasi pendek akan berpotensi terjadi," ungkapnya.

Untuk daerah-daerah dengan peluang terjadinya curah hujan rendah, perlu melakukan langkah antisipasi dan memilih budidaya pertanian yang tidak membutuhkan banyak air. Termasuk waspada kebakaran hutan, lahan dan semak serta menghemat penggunaan air bersih. Untuk para petani supaya mulai mempersiapkan pola tanam yang sesuai dengan kondisi iklim tersebut agar tidak mengalami gagal panen. (Awh)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB