diy

Seni Mencegah Gratifikasi di Perguruan Tinggi, ISI Yogyakarta dan KPK Gelar Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia 2025

Selasa, 9 Desember 2025 | 15:50 WIB
Peringatan Hakordia di ISI Yogyakarta.

KRjogja.com - BANTUL - Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menjadi tuan rumah penyelenggaraan “Biasakan Yang Benar Goes To Campus”, program kampanye nasional antikorupsi yang digelar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam rangka memperingati Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2025. Kegiatan berlangsung di Gedung Concert Hall ISI Yogyakarta dan dihadiri oleh civitas academika ISI Yogyakarta, LLDIKTI V, BPBJ se-DIY, Mitra, lintas sektoral serta Perguruan Tinggi lainnya.

Kegiatan ini berlangsung selama satu hari penuh dan menjadi ruang dialog penting bagi civitas academika ISI Yogyakarta untuk memperkuat integritas melalui pendekatan seni, edukasi, film, dan komunikasi publik yang lebih inklusif. Pelaksanaan kegiatan di ISI Yogyakarta juga menegaskan peran strategis institusi seni dalam mendorong budaya antikorupsi di Indonesia.

Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB dengan menyajikan Tarian Swannara sebagai pembuka dari Mahasiswa Program Studi Tari ISI Yogyakarta, sebuah karya koreografi yang mencerminkan kreativitas, kedisiplinan, sekaligus menjadi simbol kesiapan insan seni dalam mendukung gerakan nasional antikorupsi. Wakil Rektor ISI Yogyakarta, Dr. M. Kholid Arif Rozaq, S.Hut., M.M., mengatakan kampus seni harus menjadi ruang yang tidak hanya melahirkan kreator berbakat, tetapi juga pribadi-pribadi berintegritas tinggi yang mampu menghargai etika, transparansi, dan tanggung jawab dalam proses berkarya maupun berkegiatan profesional.

Baca Juga: Selama Tahun 2025, Kejati DIY Selamatkan Uang Negara Rp 4,5 M

Bagian utama pada sesi pertama adalah sosialisasi antikorupsi yang disampaikan langsung oleh Pimpinan KPK, Dr. Johanis Tanak, S.H., M.H., dengan materi berjudul Seni Mencegah Gratifikasi di Perguruan Tinggi. Dalam paparannya, Tanak menekankan bahwa perguruan tinggi merupakan benteng terakhir akal sehat tempat lahirnya pemikiran jernih dan kritis.

Ia mengingatkan berbagai survei integritas pendidikan masih menunjukkan adanya pelanggaran etika akademik seperti plagiarisme, penyalahgunaan kewenangan, hingga gratifikasi yang dianggap wajar. Karena itu, kampus perlu memperkuat ekosistem integritas sejak dini. Memasuki sesi kedua (sesi siang), KPK menghadirkan Anti-Corruption Film Festival (ACFFEST) 2025, sebuah program nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran publik melalui kekuatan medium film.

Pemutaran film ACFFEST berlangsung selama 50 menit, disusul diskusi panel bersama para narasumber Dimas Juju, sutradara film How to be an Actor, Medio Venda, Program Director ACFFEST 2024–2025, Endang Mulyaningsih, Dosen Prodi Film & Televisi ISI Yogyakarta. Febriyanti Pratiwi, selaku moderator sekaligus dosen dari Prodi Desain Komunikasi Visual, FSRD, ISI Yogyakarta.

Dalam diskusi, para narasumber menjelaskan bagaimana isu-isu antikorupsi dapat diinterpretasikan melalui bahasa sinema. Film dinilai memiliki kemampuan menyentuh kesadaran emosional penonton tanpa kesan menggurui, sehingga efektif menjadi medium kampanye integritas di kalangan generasi muda.

Baca Juga: Mulai Ikut Latihan di Lapangan, Begini Proses Penyembuhan Pemain PSIM Donny Warmerdam

Kegiatan ini turut dimeriahkan oleh penampilan stand-up comedy oleh Mukti Entutz, yang menghadirkan perspektif humor terhadap fenomena sosial dan nilai-nilai integritas. Program kemudian memasuki segmen yang paling dinanti, yakni Live Podcast “Benar-Benar” yang dipandu oleh Andovi dan Jovial Da Lopez.

Bersama perwakilan KPK, Alfiana Rachmawati dan M. Indra Furqon, podcast ini mengajak mahasiswa berdialog santai mengenai kebiasaan-kebiasaan kecil yang dapat melahirkan budaya antikorupsi, mulai dari kejujuran sehari-hari hingga keberanian menolak gratifikasi. Dengan format interaktif dan gaya komunikasi yang dekat dengan kultur mahasiswa, podcast ini berhasil menghadirkan edukasi antikorupsi dalam atmosfer yang ringan, menyenangkan, dan mudah dipahami generasi muda.

Program “Biasakan Yang Benar Goes To Campus” merupakan bagian dari strategi KPK untuk memperkuat pendidikan antikorupsi melalui kolaborasi dengan institusi pendidikan tinggi. Kegiatan di ISI Yogyakarta tidak hanya menjadi momentum peringatan Hakordia 2025, tetapi juga menjadi bagian dari upaya berkelanjutan untuk menumbuhkan karakter mahasiswa sebagai agen perubahan.

Pelaksanaan rangkaian kegiatan di ISI Yogyakarta menunjukkan bahwa seni memiliki potensi besar sebagai medium perubahan sosial. Melalui film, pertunjukan, komedi, dan dialog publik, nilai-nilai integritas dapat disampaikan lebih dekat, relevan, dan berdampak pada generasi muda.

Baca Juga: Omnibus Law, Omnibus Bencana

Halaman:

Tags

Terkini

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB