Menurut Agustiawan, bantuan yang diberikan KPI pada Pokdakan Palas Jaya dilakukan secara bertahap. Tak hanya berupa peralatan dan bibit, anggota pokdakan juga mendapatkan bantuan pelatihan menernak ikan lele agar hasilnya maksimal.
Keberhasilan Ramli dan Pokdakan Palas Jaya sampai ke telinga Risman. Ia lalu mengajak 15 orang temannya di Kelurahan Tanjung Palas membentuk Kelompok Barter Jaya.
Tidak seperti Ramli, Risman dan rekan-rekannya memilih untuk menjalankan usaba binatu atau laundry dengan konsep ramah lingkungan. Pada 2023, berdirilah Betuah Laundry yang mengusung konsep Green Laundry pertama di Dumai.
Baca Juga: Rahasia SPPG Tanah Sareal Mempertahankan Zero Accident MBG
“Green laundry merupakan kelanjutan dari program budidaya ikan lele di Kelurahan Tanjung Palas, sekaligus memperluas penerima manfaat Program Bedelau Minapolitan. Betuah Laundry jadi pelopor binatu ramah lingkungan, dimana KPI juga fokus pada masalah tersebut,” tutur Agustiawan.
Risman menjelaskan, anggota Kelompok Barter Jaya membuat sabun sendiri menggunakan bahan organik, yakni rumput teki. Kemampuan Risman dan kawan-kawan dalam mengubah rumput teki menjadi sabun juga didapat dari pelatihan yang difasilitasi Kilang Dumai.
Selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Program Bedelau Minapolitan juga memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan pesisir Dumai.
Melalui penanaman dan nursery mangrove endemik, kini sepanjang 86 meter garis pantai telah terlindungi dari abrasi dengan lebih dari 3.000 batang bibit siap tanam, serta berkontribusi pada penyerapan karbon hingga 53.075 ton eq per tahun.
Baca Juga: RSUD Panembahan Senopati Gelar FKP. Meningkatkan Transparasi dan Kualitas Layanan
Pembangunan alat pemecah ombak juga terbukti menekan sedimentasi pasca abrasi dan menyerap emisi setara 81.646 kg CO2eq per tahun. Program ini tidak hanya memulihkan ekosistem mangrove, tetapi juga memperkuat ketahanan lingkungan dan keberlanjutan wilayah pesisir.
“Sesuai namanya, Bedelau yang berarti berkilau dalam bahasa Dumai, Program Bedelau Minapolitan menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara inovasi sosial dan komitmen lingkungan dapat menciptakan dampak berkelanjutan. KPI tidak hanya mengubah wajah pesisir Dumai, tetapi juga memberi harapan baru bagi masa depan masyarakat sekitar yang lebih hijau, inklusif dan sejahtera,” tutup Agustiawan.(*)