Kilang Pertamina Selamatkan Identitas Sungai Musi dengan Melestarikan Ikan Belida

Photo Author
- Selasa, 16 September 2025 | 19:25 WIB
Keterlibatan KPI dalam konservasi ikan belida berawal dari keprihatinan akan terus menurunnya populasi ikan belida (Foto: Istimewa)
Keterlibatan KPI dalam konservasi ikan belida berawal dari keprihatinan akan terus menurunnya populasi ikan belida (Foto: Istimewa)

Krjogja.com - JAKARTA - Sungai Musi tidak hanya menjadi simbol Kota Palembang. Dari sungai ini dikenal salah satu jenis ikan melegenda yang tidak kalah populernya dengan Sungai Musi. Namanya ikan belida.

Ikan belida juga menjadi salah satu simbol makanan terkenal dari Palembang yaitu pempek.

Jika dilihat spesiesnya, ikan belida terbagi dalam empat jenis, yakni Belida Jawa (Notopterus Notopterus), Belida Sumatra (Chitala Hypselonotus), Belida Borneo (Chitala Borneensis), dan Belida Lopis (Chitala Lopis). Perbedaan ini disebabkan keberadaan ikan belida yang menyebar di sejumlah perairan di Indonesia.

Pada 2020, Belida Lopis sempat dinyatakan punah (extinct). Namun kembali ditemukan berdasarkan hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Ikan inilah yang awal mulanya dilestarikan oleh Kilang Pertamina Internasional (KPI).

Pjs. Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani mengatakan, keterlibatan KPI dalam konservasi ikan belida berawal dari keprihatinan akan terus menurunnya populasi ikan belida.

Baca Juga: Minimnya Dukungan Finansial Universitas, Realitas Dibalik KKN PPM UGM yang Dikeluhkan Mahasiswa

Menurutnya, ikan ini tak hanya sebuah spesies, namun juga merupakan identitas wilayah Sumatera Selatan yang patut untuk dilestarikan. Penangkapan yang berlebihan tidak dibarengi dengan upaya pelestarian, membuat ikan ini pada akhirnya langka.

“Populasi ikan belida semakin lama semakin menurun, ini yang membuat kami tergerak untuk ikut melakukan upaya pelestarian. Namun ini bukan hanya sekadar kepedulian untuk menyelamatkan sebuah spesies langka, tapi juga upaya untuk menyelamatkan identitas Sungai Musi yang merupakan salah satu ikon Indonesia,” ujar Milla.

Menurut Milla, Program Belida Musi Lestari dilaksanakan KPI pada 2019 setelah sebelumnya berdiskusi dengan sejumlah pemangku kepentingan.

Di antaranya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Perikanan Kabupaten Banyuasin, Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluh Perikanan (BRPPUPP), Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas PGRI Palembang dan Yayasan Diversitas Lestari Nusantara yang memiliki keresahan yang sama terhadap terus merosotnya populasi ikan belida di Sumsel.

Awalnya, program ini dilakukan untuk melestarikan ikan belida lopis atau Chitala Lopis. Namun pada perkembangannya, ikan Belida Jawa, Belida Sumatera dan Belida Borneo juga ikut dikembangbiakan.

Baca Juga: Dari Dapur Jadi Pupuk, UNY Ajak Warga Gunungkidul Olah Sampah Organik

Konservasi dimulai pada 2019 ketika KPI menyelamatkan 30 ekor ikan belida dari nelayan. Ikan-ikan tersebut lalu dibudidaya oleh Pokdakan Mulia di Kelurahan Talang Bubuk.

Setahun kemudian, KPI bekerja sama dengan Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluh Perikanan (BRPPUPP). Namun setelah terbitnya Perpres No. 34 Tahun 2022 yang menetapkan ikan belida hanya untuk kegiatan riset maka KPI menjalin kerja sama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).

Selain kerja sama dengan BRIN, KPI juga mengembangkan ekosistem pendukung konservasi di Desa Sungai Gerong yang melibatkan Pokdakan Barokah dan Pokdakan Tunas Makmur melalui budidaya perikanan end-to-end terintegrasi yang memiliki komitmen sama untuk bisa melestarikan ikan belida.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X