Desainer Sutardi Ceritakan Bangun Farah Button dan STRD, Inspirasi Terjun ke Dunia Bisnis

Photo Author
- Kamis, 21 Maret 2024 | 19:46 WIB
Sutardi saat bercerita perjuangan merintis bisnis (foto: Harminanto)
Sutardi saat bercerita perjuangan merintis bisnis (foto: Harminanto)



Krjogja.com - SLEMAN - Desainer Sutardi berbagi cara membangun bisnis tanpa privilege atau hak Istimewa sosial. Ia diketahui susah payah membangun produk fashion Farah Button dan STRD hampir sepuluh tahun silam.

Sutardi bercerita dalam talkshow yang diinisiasi Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta di Pakuwonmall Yogyakarta, Kamis (21/3/2024) petang. Ia memulai bisnis fashion dengan Farah Button pada 2016 setelah terlebih dahulu bergerak dari satu pameran ke lainnya, tanpa kenal dengan siapa pun.

Ia masih ingat, saat itu ia bersama sang istri sempat tinggal di mushola POM
Bensin karena tak punya uang dan tempat tinggal. Dari situ ia selalu berusaha keras, tidak ingin melewatkan semua peluang yang ada.

Baca Juga: Tak Beri Wejangan, Sultan Sampaikan Selamat untuk Prabowo-Gibran

“Jadi yang saya lakukan adalah setiap orang menjadi teman dan minta kontak semua orang sebagai data base yang saya olah menjadi customer. Apapun pameran saya ikut, mengenalkan brand saya lebih dekat dengan konsumen," ungkapnya.

Dari situ jejaring Sutardi terus berkembang lebih luas. Pertemanan, bukan menjalin relasi dengan didasari mencari keuntungan, ternyata berbuah manis pada usahanya.

"Relasi yang dibangun harus berlandaskan ketulusan dan kejujuran, itu saya terapkan betul. Saya berangkat dari situasi minus, jadi selalu ingat bahwa awalnya saya tidak punya apa-apa dan tidak punya siapa-siapa, yang saya bisa hanya jujur," tandasnya.

Baca Juga: Cara Membuat Wedang Bajigur, Minuman Jaman Dahulu yang Masih Digemari

Dalam talkshow itu, Sutardi juga turut berbagi kiat, untuk berjuang keras melawan kemalasan dan keraguan dengan keyakinan pasti bisa. Pasalnya, Sutardi mengakui tidak sedikit orang yang ingin memulai usaha tetapi bingung mulai dari mana.

“Lakukan saja, jangan kebanyakan planning (rencana). Coba terus dan tanggung jawab dari apa yang sudah dimulai, harus sampai selesai jangan setengah-setengah saat menjalaninya,” sambungnya.

Kualitas produk juga menjadi prioritas utamanya sebagai bagian dari bekerja tidak setengah-setengah alias totalitas. Terkait modal usaha, ia juga fokus memutar kembali 90 persen keuntungannya untuk mengembangkan usahanya.

Saat ini desainer Sutardi berhasil mengembangkan produk Farah Button hingga memiliki belasan toko di Yogyakarta, Bali dan Tegal. Ia juga mengembangkan produk fashion premium lewat merek STRD.

Kehadiran STRD berawal pada 2020, ketika ia merasa perlu menciptakan sesuatu yang lebih eksklusif dengan meluncurkan koleksi terbatas Farah Button Pride. Namun, seiring berjalannya waktu, pertanyaan tentang perbedaan antara Farah Button dan Farah Button Pride semakin meningkat.

“Itulah saat saya memutuskan untuk memberi kelahiran baru dengan mengubah namanya menjadi STRD," pungkas bapak dua putra ini. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bangkitnya Kebaya Menjadi Fashion Terkini

Jumat, 21 November 2025 | 21:45 WIB
X