Krjogja.com - SLEMAN - PT Yudhistira Mahadana Sampurna resmi meluncurkan Batik Putra Boko, sebuah pusat oleh-oleh dan produk UMKM yang mengangkat motif serta identitas budaya kawasan Keraton Ratu Boko. Berlokasi di Jobohan, Bokoharjo, Prambanan, toko tiga lantai ini diharapkan menjadi pionir ekonomi kreatif baru di jalur wisata Prambanan–Piyungan.
Founder dan CEO PT Yudhistira Mahadana Sampurna, Anis Suci Fajarwati, menyampaikan bahwa pendirian toko ini berangkat dari kedekatan emosional dengan tanah leluhurnya yang berasal dari Bokoharjo. "Saya ingin menjadi pionir oleh-oleh di wilayah Jobohan Bokoharjo Prambanan Sleman, mengangkat nilai-nilai daerah dan budaya setempat. Semoga ada hoki di sini, dan pertumbuhan ekonomi lainnya bisa ikut tumbuh," ungkapnya dalam pembukaan, Senin (1/12/2025).
Batik Putra Boko mengutamakan produk dari warga sekitar mulai dari batik, aksesori, tas, sepatu, hingga kaos desain autentik buatan sendiri. Dari satu toko ini saja, terdapat sekitar 50 UMKM terlibat, sementara dari jaringan seluruh tokonya jumlah total mencapai 100 lebih UMKM.
Baca Juga: Kenaikan Harga Pangan Warnai Laju Inflasi DIY
"Penjahit, pegawai, hingga SDM yang terlibat, kami prioritaskan dari daerah sekitar. Ini rumah kami, jadi kami ingin tumbuh bersama," jelas Anis.
Peluncuran ini menjadi cabang kelima dari lini bisnis oleh-olehnya, yang sebelumnya telah hadir di Taman Siswa, Jalan Wonosari, Ketandan dan Banguntapan, seluruhnya di wilayah DIY. Keunikan Batik Putra Boko terletak pada motif khusus bertema Keraton Ratu Boko, yang dibuat eksklusif dengan teknik batik cap.
Motif ini hadir dalam lima pilihan warna: hitam, broken white, navy, maroon, dan satu varian lain yang menjadi favorit pembeli. "Kami membuat cetakan sendiri. Kalau tulis prosesnya terlalu lama, jadi kami pilih cap agar bisa memenuhi permintaan pasar,” tutur Anis yang mulai menekuni bisnis batik sejak kuliah tahun 2010, setahun setelah batik ditetapkan sebagai Warisan Budaya UNESCO.
Selain batik, toko ini juga menghadirkan produk kuliner seperti Bakpia Jiwa Jogja dengan konsep open kitchen, sehingga pengunjung dapat melihat langsung proses pembuatannya. Toko juga menghadirkan lini produk kreatif lainnya, termasuk kaos autentik hasil desain tim internal.
Dalam pemasaran, pihaknya menggandeng komunitas pariwisata, influencer, hingga jalur pemasaran offline dan online. Anis berharap keberadaan tokonya juga ikut menggerakkan ekonomi sekitar.
"Kalau ada toko buka, harapannya rupiah ikut mengalir ke kiri-kanan, warung-warung ikut laris, aktivitas warga meningkat. Dan sebagai pebisnis, tentu saya ingin toko ini ramai agar bisa membuka peluang usaha lain ke depan," tegasnya.
Baca Juga: Likuiditas Perbankan
Dengan peluncuran Batik Putra Boko ini, kawasan sisi timur Jogja kembali hidup oleh geliat UMKM dan budaya, sekaligus menguatkan identitas lokal melalui motif khas Keraton Ratu Boko. (Fxh)