Sriyanti dari Membaca Gurit, Macapat hingga Keroncong

Photo Author
- Minggu, 25 Juli 2021 | 13:30 WIB
Sriyanti sedang membaca geguritan. (Istimewa)
Sriyanti sedang membaca geguritan. (Istimewa)

NAMA lengkapnya Dra Sriyanti MSi (52), meskipun tugas sehari-hari di Departemen Kimia Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro Semarang sebagai dosen, namun punya perhatian pada dunia seni budaya sekaligus sebagai pelaku. Sriyanti sering tampil membaca gurit, yang selalu diawali dengan tembang macapat, dan juga menyanyi keroncong bersama Kagama Keroncong. Sriyanti merupakan alumni Kimia FMIPA Universitas Gadjah Mada.

"Saya membuat ciri setiap membaca gurit diawali dengan macapat asmarandana cengkok Semarangan, dhandhanggula dan sebagainya. Cakepan atau lirik tembangnya disesuaikan dengan isi guritnya, " kata Sriyanti kepada KRJOGJA.com, Minggu (25/7/2021).

Sriyanti mengaku berkenalan dengan puisi dan gurit tidak sengaja. Bermula dari status facebook tahun 2014. Seorang dosen Unwidha Klaten Dr Esti Ismawati mengomentari puisi dan gurit Sriyanti di FB itu puisi dan gurit. Bahkan kemudian membawa gurit-gurit status FB Sriyanti ke seminar internasional Bahasa Ibu. Sedangkan untuk puisi mengajak Sriyanti untuk menulis di antologi bersama 'Sang Peneroka' (2014).

Saat peluncuran antologi itulah, untuk pertama kalinya Sriyanti tampil membacakan puisinya di panggung. Karena ternyata semua penulis diminta membacakan karyanya.Sejak itu, komunitas FB terus membawa perkembangan ke penulisan bersama baik gurit maupun puisi. Kemudian lahirlah buku gurit 'Wanodya' yang dikomandani oleh Arieyoko yang sudah jalan tiga buku (2017,2018, dan 2019).

Meskipun begitu, menurut Sriyanti, puisinya belum ada yang dikirim ke media cetak. Sedang untuk gurit dan cerkak sudah lolos dimuat di beberapa media cetak berbahasa Jawa seperti Panjebar Semangat, Jaya Baya, Djaka Lodang dan Jagad Jawa Solo Pos. Sriyanti sudah menunjukkan prestasinya di bidang gurit dengan menjadi juara II lomba menulis gurit yang diselenggarakan oleh Yayasan Podhang Semarang (2020), dan untuk buku gurit tunggal 'Mecaki Wektu' (2021) masuk salah satu dari tiga nomine penghargaan untuk buku gurit Prasidatama Balai Bahasa Jawa Tengah.

Bengkel Sastra Taman Maluku pimpinan Bunda Sulis Bambang mengasah kemampuan Sriyanti dalam bersikap di panggung, cara membaca puisi, menyanyikan lagu puisi dan lain-lain. Saat ini Sriyanti sering mengunggah gurit dan puisi di Facebook (FB).

Tentang menyanyi keroncong, itu karena ketika kecil sering mendengar lagu keroncong koleksi orangtuanya. Sedang ibunya, dulu pesindhen karawitan Dharma Wanita 1970 an. Saat harus WFH ada waktu mencoba lagu keroncong dengan instal aplikasi wesing. Kalau saat ini sering upload di FB karena diajak oleh grup alumni Kagama Keroncong dan yang terbaru Kagama Poetry Reading. Di FB, Sriyanti menggunakan nama Yanti S Sastroprayitno.(War)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lima Fakta Menarik Film Timur untuk Isi Liburan

Rabu, 17 Desember 2025 | 21:45 WIB

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB
X