Dari Gamelan hingga Talempong, Anak Muda Belajar Musik Nusantara

Photo Author
- Minggu, 14 Desember 2025 | 16:00 WIB
Peserta antusias mengikuti lokakarya alat musik tradisional dalam Jalin Nada Nusantara Selendang Sutera 2025.
Peserta antusias mengikuti lokakarya alat musik tradisional dalam Jalin Nada Nusantara Selendang Sutera 2025.

KRjogja.com - YOGYA - Denting gamelan, gemerincing angklung, hingga bunyi talempong silih berganti memenuhi ruang-ruang praktik Jurusan Etnomusikologi ISI Yogyakarta. Suasana hangat dan penuh rasa ingin tahu mewarnai lokakarya alat musik etnik Jalin Nada Nusantara yang diikuti pelajar dan mahasiswa, Kamis (20/11/2025) lalu.

Kegiatan hasil kolaborasi Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, dan Jurusan Etnomusikologi ISI Yogyakarta dalam Jalin Nada Nusantara Selendang Sutera 2025 ini menjadi ruang perjumpaan musikal lintas daerah. Melalui tema Belajar dari Nada Nusantara, peserta diajak menyelami kekayaan musik tradisional Indonesia secara langsung dan menyenangkan.

Sejak pagi, peserta tampak antusias mencoba berbagai instrumen tradisional yang tertata di ruang kelas. Beberapa terlihat masih canggung memegang alat musik, sementara lainnya saling berbagi pengalaman, menciptakan suasana belajar yang cair dan penuh kebersamaan.

Baca Juga: Satgas PPIH YIA Gelar Simulasi Haji, Pastikan Alur Keberangkatan Lancar

Pada sesi Lokakarya Gamelan Jawa Yogyakarta, peserta duduk melingkar di depan seperangkat gamelan. Perlahan, denting saron dan kenong berpadu mengikuti aba-aba pengajar, menghadirkan pengalaman pertama memahami struktur gendhing dan pola irama.

Suasana semakin hidup saat Lokakarya Angklung Sunda dimulai. Setiap peserta memegang satu hingga dua angklung, menunggu giliran bunyi. Tawa dan senyum kerap muncul ketika harmoni belum selaras, namun justru mempererat kekompakan antarpeserta.

Energi peserta kembali terpacu dalam Lokakarya Gamelan Banyumas dan ensambel musik bambu. Ritme yang dinamis membuat beberapa peserta tampak menggerakkan badan mengikuti irama, menandakan keterlibatan emosional dalam proses bermusik.

Baca Juga: PNIB Gelar Kirab Merah Putih dan Parade Budaya Nusantara, Satukan Doa untuk Sumatra dan Semeru

Nuansa berbeda terasa saat Lokakarya Talempong Sumatra Barat digelar. Pola melodi yang cepat dan saling bersahutan menuntut konsentrasi tinggi. Meski menantang, peserta terlihat menikmati proses belajar yang memberi warna baru dalam pengalaman musikal mereka.

Seluruh sesi dipandu oleh pengajar dan mahasiswa Jurusan Etnomusikologi ISI Yogyakarta dengan pendekatan learning by doing. Pendekatan ini membuat suasana belajar terasa akrab, interaktif, dan memberi ruang bagi peserta untuk bertanya serta bereksperimen.

Salah satu peserta, Azizah, mengaku terkesan dengan pengalaman langsung tersebut. “Semoga makin banyak generasi muda yang lebih aware terhadap budaya yang ada di Nusantara, salah satunya musik etnis supaya budaya yang ada di Nusantara bisa terus lestari sampai anak cucu kita nanti,” ujarnya.

Baca Juga: Kolomnis Ki Prof Supriyoko, Kamus Berjalan Ketamansiswaan

Peserta lainnya, Mutiara, menilai lokakarya ini membuka pandangannya terhadap musik tradisional. “Dengan adanya kegiatan ini kita mengenal lebih jauh mengenai musik Nusantara serta kita bisa melestarikan musik Nusantara agar tetap lestari sampai ke depannya nanti,” katanya. (Ira)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB
X