'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Photo Author
- Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB
(Istimewa)
(Istimewa)


KRjogja.com - KAIN PUTIH terbentang melilit tiang penyangga pendopo Wisma Seni Taman Budaya Jawa Tengah. Kain itu terus terulur dari tubuh Drupadi, istri pandawa yang dijadikan hadiah taruhan judi dadu antara Duryudana dengan Yudistira. Drupadi terus bergerak berdoa kepada Dewa khrisna memohon diselamatkan ketika tubuhnya hendak ditelanjangi Dursasana, adik Duryudana.

Fragmen cerita dari lakon Pandawa Dadu tersebut dibawakan oleh maestro tari, Yoyok Bambang Priyambodo bertajuk Yudistira di Wisma Seni Taman Budaya Jawa Tengah, Rabu (10/12/2025). Sajian ini dibawakan Yoyok bersama Sangghita Anjali dan Canadian Mahendra. Sementara iringan gending digarap oleh, Canggih Tri Atmojo Krisno, Agus Setiawan, M. Vico Sapta Yudistira, Rosidul Ikhsan, Nut Pamurbo Setyoko.

Yoyok mengatakan, tarian yang dibawakan di acara Tidak Sekedar Tari ke-96 ini merupakan kiasan pertaruhan serta keterpaksaan manusia dalam menjalani hidup. Menurutnya, setiap mengambil sikap dalam perjalanan hidup, pasti memiliki resiko masing-masing.

Baca Juga: Akses Sulit, Masyarakat di Pinggiran Sleman Dapat Bantuan dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis dari LPS

“Hal itulah yang terjadi saat ini. Banyak orang yang bertaruh, berjanji, mengalami kekalahan dalam hidup. Namun, kalau mengacu dari lakon Pandawa Dadu, bisa ditafsirkan bahwa itu semua dilakukan atas dasar keterpaksaan,” kata Yoyok.

Yoyok menambahkan meski manusia mengalami keterpurukan, selalu ada pertolongan dari Tuhan. Hal itu digambarkan jelas saat Dursasana gagal menelanjangi tubuh Drupadi.

“Pada momen itu, Drupadi berdoa kepada Khrisna, kemudian keajaiban muncul, membuat kain di tubuh Drupadi tak pernah habis saat dibuka Dursasana,” imbuhnya.

Lebih jauh, Yoyok menjelaskan dalam konteks hari ini, kisah itu menghadirkan refleksi tentang pertaruhan moral, kekuasaan, serta usaha manusia mempertahankan martabat di tengah tekanan hidup. Ia berharap sajian ini bisa menjadi inspirasi kontemplatif bagi siapapun agar dalam keterpaksaan jangan salah mengambil langkah.

Baca Juga: Bongkar Rumah, Warga Temukan Arca Peninggalan Abad 10 Masehi

“Ya seperti para pemimpin-pemimpin kita banyak yang akhirnya mengambil tindakan ngawur, bisa jadi karena janji, atau terpaksa harus memenuhi keinginan satu pihak,” tutupnya.

Dalam sajian Tidak Sekedar Tari ini, selain Yoyok juga tampil empat penari kawakan lainnya. Mereka adalah Djarot Budi Darsono, Eko Supendi, Iwan Darmawan, serta Nuryanto. (Cha)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB
X