Krjogja.com - SRAGEN - Sejumlah arca peninggalan abad 10 Masehi hingga 13 Masehi ditemukan di rumah salah satu warga kawasan Teguhan, RT 5/RW2, Sragen Wetan, Sragen, Jumat (12/12/2025). Arca-arca tersebut ditemukan warga saat membongkar rumah yang akan direnovasi.
Setidaknya ada tiga arca yang ditemukan. Satu arca terbuat dari batu berwarna hitam setinggi 48 centimeter dan lebar 26 centimeter, diduga sebagai Arca Agastya. Satu arca lainnya terbuat dari batu berwarna putih setinggi 43 centimeter dan lebar 24,5 centimeter, dan belum diketahui jenisnya.
Satu arca lainnya masih terpendam dan diduga berbentuk batu lumpang. Selain arca juga ditemukan satu teko berwarna putih dengan motif bunga yang diduga berasal dari Jepang sekitar tahun 1900-an awal.
Baca Juga: Tersangka Kasus Pembunuhan Advokat Terancam Hukuman Mati
Salah satu penemu arca, Priyanto (57) warga Teguhan, Sragen, menyebut bahwa arca ditemukan di rumah milik keluarganya. "Rumahnya mau dibangun ulang, dan ketika dibongkar ditemukan oleh saudara saya," ujarnya, Jumat (12/12/2025).
Dia menyebut arca itu kemungkinan merupakan peninggalan milik leluhurnya yang memang beragama Budha dan digunakan sebagai peribadatan. “Setelah ini, kalau bisa disimpan oleh keluarga sendiri saja," jelasnya.
Pamong Budaya Bidang Kebudayaan Disdikbud Sragen, Anjarwati Sri Sayekti, menjelaskan dua arca yang ditemukan diduga sebagai Arca Agastya. Memiliki korositas yang cukup tinggi sehingga pihaknya belum bisa memastikan jenis arca tersebut. "Hanya saja karena ada sandaran dan di bagian kepala ada bentuk semacam bulan dan tampak perut buncit, diduga itu perwujudan dari dewa atau tokoh suci Agastya," ujarnya.
Baca Juga: Ayo Masyarakat Olahraga, Lari Sambil Berwakaf Lewat Gelaran Waqf Run 2025
Lebih lanjut Anjar menerangkan arca semacam itu biasanya diproduksi sejak masa Hindu-Budha sekitar abad ke 10 - 13 Masehi. Biasanya arca seperti itu digunakan untuk proses peribadatan.
Hanya saja dilihat dari unsur pembentuknya dua arca tersebut terbuat dari batu-batuan yang terdapat di Sragen sendiri pada masa itu. “Karena dari beberapa arca yang ditemukan, untuk batu putih biasanya digunakan untuk arca-arca yang berada di utara Bengawan Solo sementara batu hitam di selatan Bengawan Solo," tandasnya.
Selain itu, lanjutnya, juga terdapat tanda korositas yang tinggi. Karena kalau dari luar Sragen terutama kawasan Kota Praja masa lalu, batu-batuan yang digunakan kualitasnya lebih tinggi. Tak hanya itu, Anjarwati juga menjelaskan arca yang sama biasanya berpasangan 4 candi sekaligus yang dipasang di empat arah mata angin.
Baca Juga: Jadwal Liga Inggris Pekan ke-16 Tanggal 13-16 Desember 2025, Ada Chelsea vs Everton
Pihaknya sendiri belum bisa memastikan asal-usul dan butuh penelitian lebih lanjut atas arca tersebut. "Bisa jadi, ini berasal dari suatu candi dan kemudian dibawa oleh pemiliknya ke rumah. Dan hari ini ditemukan kembali," tambahnya. (Sam)