KRjogja.com - SRAGEN - Sebanyak 25 kios di kawasan wisata Pemandian Air Panas Bayanan, Kecamatan Sambirejo, Sragen, kondisinya mangkrak. Kios yang dibangun sejak tahun 2023 ini awalnya untuk menghidupkan perekonomian UMKM setempat.
Namun seiring berjalannya waktu, kios tersebut tutup permanen dan tidak dimanfaatkan. Minimnya wisatawan yang berkunjung disinyalir menjadi penyebab utama tutupnya kios tersebut.
Meski bangunan kios masih dalam kondisi baik dan terlihat masih baru, namun tetap tidak dimanfaatkan. Keterangan warga sekitar, kios tersebut sebenarnya untuk penataan pedagang di areal bawah untuk lebih keatas dan dekat dengan area parkir kawasan wisata Bayanan.
Namun lokasi nampaknya tidak menarik minat pengunjung untuk sekedar mampir. "Kios itu untuk pedagang yang ada di bawah, maksudnya biar ditata dan lebih rapi," ujar salah satu pedagang yang enggan disebut namanya.
Baca Juga: Titik Terang Calon Pelatih Timnas: Asing Lagi!
Kritikan kemudian mengarah pada efektivitas penggunaan anggaran daerah untuk pembangunan kios yang kini justru menjadi beban pemeliharaan dan merusak wajah objek wisata Bayanan. Tanpa adanya terobosan besar, 25 kios tersebut terancam tetap menjadi bangunan kosong tanpa fungsi yang berarti.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Sragen, Yusep Wahyudi saat dikonfirmasi Kamis (18/12/2025) mengakui kondisi puluhan kios tersebut saat ini tidak berjalan sesuai dengan rencana pembangunan semula. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan dituding menjadi faktor utama yang membuat para pedagang enggan bertahan.
"Bayanan memang kondisinya seperti ini. Kita juga memahami situasi di sana. Kalau pedagang buka tapi tidak ada yang beli terus bagaimana," ujar Yusep.
Yusep mengakui pihaknya tidak bisa memaksa para pedagang untuk segera membuka kembali kios mereka dalam waktu dekat. Fokus pemerintah kini baru sebatas mencoba menarik keramaian secara pelan-pelan melalui promosi digital harian, sembari menyusun rencana makro yang belum dipastikan rinciannya.
Baca Juga: Santri Ponpes Manjung Meninggal Diduga Korban Perundungan
Yusep menyiratkan adanya kegagalan dalam menciptakan ekosistem wisata yang terintegrasi. Padahal, lokasi kios tersebut secara strategis berada dekat dengan titik penurunan penumpang (terminal), namun gagal menangkap potensi ekonomi yang ada.
Meskipun tercatat ada 27.630 pengunjung selama Januari hingga November 2025, angka tersebut rupanya belum cukup kuat untuk menjamin keberlangsungan usaha di 25 kios tersebut.
Sebagai upaya penyelamatan kini hanya bisa menjanjikan langkah-langkah administratif dan teknis sederhana untuk tahun depan. Langkah-langkah tersebut meliputi penghijauan ulang dengan penanaman pohon buah dan tanaman keras untuk memperbaiki estetika kawasan yang kini terlihat kurang menarik.
Kemudian mencoba mempromosikan kembali Bukit Gong sebagai pemikat tambahan melalui konten di media sosial. Lantas mengarahkan sekolah dan komunitas untuk melakukan kegiatan gathering guna memancing keramaian. (Sam)