Krjogaja.com - SOLO - Gebrakan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang sangat populer ternyata belum dirasakan pelaku usaha di tingkat bawah. Ini terungkap saat berlangsung Seminar Akhir Tahun “Masa Depan Purbayanomics: Outlook Ekonomi 2026" yang digelar ISEI, MES dan ICMI Solo di Adhiwangsa Hotel, Jumat (19/12/2025).
Sementara ini yang dirasakan pelaku usaha justru lebih sulit ketika Covid. Untuk mendapatkan pinjaman sangat sulit. Padahal sebelumnya beredar kabar ada gebrakan Purbaya menggelontorlan uang Rp 200 T dan Rp 130 T untuk menggerakan sektor riil.
Baca Juga: Kasus Penyimpangan Anggaran di Kalurahan Wonokromo Dilakukan dengan Manipulasi Tanda Tangan
"Tapi yang kami rasakan sangat sulit. Di atas beredar kabar penggelontoran uang, namun nyatanya perbankan sangat ketat. Pertanyaannya duitnya terus kemana," kata Budiono, seorang pengembang terus terang.
Program pemerintah menambah uang yang beredar di masyarakat dinilai tepat untuk menggerakkan ekonomi riil. Persoalannya aplikasinya tidak jelas. Sehingga sampai sekarang dampaknya belum dirasakan. Seminar menampilkan pembicara Kepala Kantor Perwakilan BI Solo, Dwiyanto Cahyo Sumirat, SE, MIDEC, Prof Bhimo Rizky Samudro, Ph.D (Dekan FEB UNS).
Baca Juga: Khitan Massal Warnai Perayaan HUT Pertamina di Cilacap
Selain itu Dwidadi Sugito, S.Ak, M.M (Stafus Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukinan) dan Lukman Hakim, Ph.D (Ketua ISEI Solo).
Sebelumnya Lukman Hakim menandaskan untuk membangun sektor riil memang dibutuhkan tambahan peredaran uang. Apa yang dilakukan Purbaya sebenarnya sudah tepat. Persoalannya aplikasinya belum jalan, sehingga pengusaha belum bisa merasakan manfaatnya.-(Qom)
