YOGYA, KRJOGJA.com - Suasana pandemi terbukti tidak menyurutkan semangat dalam mensyukuri HUT ke 264 Kota Yogya. Salah satunya gelaran Jogja Cross Culture yang digelar secara virtual namun semakin meneguhkan Yogya sebagai kota seni bertaraf dunia. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam penyiaran, ajang tersebut dapat dinikmati tanpa batas ruang dan waktu.
Digelar selama dua hari, 7-8 Oktober 2020, masyarakat dapat menikmatinya melalui kanal Youtube Pemkot Yogya dan Dinas Kebudayaan Kota Yogya. Gelaran tersebut menyajikan banyak hiburan menarik seperti musik, tarian, flow art, fashion show, acrobatic hingga animasi. Sejumlah seniman yang terlibat antara lain sang maestro Didik Nini Thowok, Elisha Orcarus Allasso, Anter Asmorotedjo, Lemari Lila, Pulung Jati Rangga, dan Gatot Rangga.
Sekda Kota Yogya Ir Aman Yuriadijaya, yang menjadi salah satu pemantik talkshow dalam ajang Jogja Cross Culture, menilai tema 'Tumapak Ing Jaman Anyar' merupakan kalimat pendek namun memiliki makna luar biasa. "Harapan kita ada sebuah deklarasi bahwa jaman baru sudah hadir dan kita 'tumapak' di situ. Sehingga ayo bersama berjalan membangun peradaban yang baru," tandasnya.
Apalagi Yogya selama ini kental dengan aktivitas seni dan budaya. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi maka kekayaan budaya dan karya-karya adiluhung dapat disebarluaskan hingga seantero dunia. Pemkot Yogya pun mulai menggulirkan program Gandhes Luwes untuk menguatkan hal-hal yang berkaitan dengan karakter seni, budaya, aspek sosial hingga tata ruang.
"Dengan penguatan itu kita ingin membangun atmosfernya supaya terlihat secara visual. Sehingga akan membuat semua orang semakin kangen dengan Yogya," imbuhnya.
Perwakilan Kraton Yogyakarta KPH Notonegoro yang turut mengisi diskusi, juga merasakan makna mendalam dalam gelaran Jogja Cross Culture. Meski digelar secara visual namun tidak mengurangi esensi seni dan budaya sebagai jati diri masyarakat Yogya. Bahkan ajang tersebut bisa menjadi bagian dari promosi kesiapan Yogya dalam menapaki jaman baru kepada dunia.
Oleh karena itu, Kraton selalu konsisten dalam menjaga warisan nenek moyang. Bahkan membuka diri untuk bekerja sama agar seni budaya Yogya dapat semakin dikenal oleh kalangan luas.(Dhi)