ACARA seni tahunan ARTJOG: RESILIENCE resmi dibuka pada Sabtu, 8 Agustus 2020. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pembukaan Artjog kali ini dilakukan secara daring melalui website www.artjog.co.id dan kanal sosial media ARTJOG (Instagram, Twitter, Facebook, dan Youtube).
Dalam sambutannya Director Artjog Heri Pemad menyampaikan, edisi Resilience ini bisa dibilang edisi khusus dan unik dalam sepanjang sejarah festival ARTJOG. Heri Pemad juga merasa bersyukur karena banyaknya respon positif dari seniman meskipun dalam suasana kepanikan yang belum usai.
“Tata pajang di ruang fisik yang sudah menjadi tradisi ARTJOG tetap kita pertahankan di tahun ini. Dan kami juga berusaha menampilkan program dengan format online. Dengan format online ini kami berharap ARTJOG dapat diakses masyarakat luas sehingga karya-karya seniman dapat apresiasi yang lebih luas juga,†jelasnya lebih lanjut.
Selain Heri Pemad (Director Artjog), acara pembukaan juga disambut oleh Wishnutama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Hilmar Farid (Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) dan Sri Sultan Hamengkubuwono X (Gubernur DIY).
Judul Resilience merupakan respon dari situasi darurat saat ini, Resilisence berarti pulih dari keterpurukan. Para pekerja seni bekerja melalui intuisi dan bebas tanpa beban untuk mengekspresikan diri. Dengan cara kerja out of the box seperti itulah yang diterapkan dalam resilience.
Dengan mengusung tema 'Resilience'. ARTJOG menawarkan semangat untuk terus bergerak dan menguji ketahanan ARTJOG sebagai sebuah festival yang telah berlangsung selama 12 tahun. Perhelatan ARTJOG kali ini akan disuguhkan dengan presentasi gabungan antara daring dan luring.
ARTJOG: RESILIENCE akan dilangsungkan dari 8 Agustus hingga 10 Oktober 2020 di www.artjog.co.id dan Jogja National Museum. Publik akan diajak menyaksikan presentasi audio visual yang akan memberikan pengalaman baru dalam menikmati pameran seni. Selain itu, pameran secara fisik juga masih dapat disaksikan secara langsung dengan pembatasan jumlah pengunjung dan dengan prosedur kesehatan yang sesuai dengan arahan pemerintah.
Program pameran juga akan terus diiringi oleh kehadiran program-program edukasi seperti Curatorial Tour dan Meet the Artist yang akan dilangsungkan secara daring. Selain program pameran, akan hadir pula program ARTCARE yang dimaksudkan sebagai salah satu wujud kepedulian seniman dan pegiat seni untuk turut berkontribusi kepada seniman Indonesia dan masyarakat luas yang terdampak oleh pandemi Covid-19.
Murakabi Movement, akan hadir sebagai program baru. Murakabi merupakan sebuah gerakan lintas disiplin yang diusung oleh seniman, arsitek, intelektual dan aktivis gerakan sosial. Dengan mengusung semangat local (indigenous) dan kelestarian alam, kali ini Murakabi mencoba menyuguhkan gabungan unsur material dan spiritual yang terwujud dalam unsur sandang, pangan, papan dan puisi.
Di tengah krisis yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, para seniman tidak pernah berhenti berkarya. Pemanfaatan teknologi semakin dioptimalkan, dan kreativitas terus lahir. Hal ini menegaskan karakter para pekerja seni Indonesia yang lentur, gigih dan kreatif.(*)