Dalam festival yang dihadiri oleh lebih dari 1000 peserta ini, Indonesia juga menampilkan Tari Bali dari Provinsi Bali dan Tari Lancang Kuning dari Provinsi Riau.
“Masyarakat yang hadir menyambut antusias penampilan dari Indonesia. Saat lagu Terajana dimainkan dengan angklung, warga yang menonton pun ikut berjoget bersama dengan gembira,†ucap Atdikbud Najib.
Lagu Terajana sendiri memang memiliki nada yang ceria, sehingga sangat mudah membawa suasana yang mendorong partisipasi penonton yang hadir untuk berjoget bersama.
Menurut Atdikbud Najib, festival tahunan ini cukup strategis untuk mengenalkan budaya Indonesia. “Festival ini pertama kali diselenggarakan kembali setelah pandemi mulai mereda, sehingga masyarakat dari berbagai negara yang tinggal di Australia antusias untuk hadir. Hal ini merupakan kesempatan strategis untuk mengenalkan Indonesia dan budaya Indonesia ke masyarakat dunia,†jelas Najib.
Dalam kesempatan ini, KBRI Canberra mengenalkan beberapa budaya sekaligus seperti lagu dangdut, musik angklung, tarian dari daerah Bali dan tarian dari daerah Riau.
“Sebagaimana kita ketahui, dangdut juga merupakan bagian dari budaya khas Indonesia yang layak dikenalkan pada dunia. Jadi, dalam festival kali ini dengan menampilkan lagu terajana yang diiringi angklung kita telah mengenalkan beberapa budaya sekaligus dari mulai lagu, alat musik dan tarian yang khas Indonesia. Semoga hal ini dapat menjadi daya tarik di mata masyarakat dunia,†ungkap Najib.
Atdikbud Najib juga mengungkapkan bahwa KBRI Canberra selama ini selalu berpartisipasi aktif dalam acara-acara multi budaya di Australia. “Kami yakin acara multibudaya seperti ini merupakan sarana penting untuk saling mengenal dan mendekatkan diri di antara masyarakat dari berbagai negara. Interaksi melalui jalan budaya lebih efektif dan menyenangkan, karena di jalan budaya kita bisa berhubungan tanpa harus ada rasa saling curiga, sehingga Indonesia selalu terlibat dalam festival budaya di Queanbeyan ini,†tutup Najib. (Ati)