Tentunya, seseorang perlu menempuh laku prihatin sebagai bentuk tirakat untuk dapat mencapai titik kesejatian.
Gagasan tasawuf menurut Serat Cipta Waskita
Sebagaimana diungkap M. Muslich (2007), gagasan tasawuf dalam Serat Cipta Waskita tertuang dalam tiga hal berikut:
1. Guru sejati
Di dalam Serat Cipta Waskita, dijelaskan bahwa seseorang dapat meraih tingkatan tasawuf bila telah memiliki seorang pembimbing rohani sejati.
Pakubuwana IV memberikan beberapa kiat dalam memilih seseorang untuk dijadikan guru, di antaranya yaitu nastiti (ajarannya lurus), nastapa (gemar bertapa), santika (sempurna fisiknya), serta jana (bersih nuraninya).
2. Konsep "jagad ageng" dan "jagad alit"
Pakubuwana IV menggambarkan manusia sebagai miniatur (jagad alit) dari alam semesta (jagad ageng).
Realitas integral antara manusia dan alam raya menghasilkan ketersambungan yang erat dan tidak terpisahkan.
Karenanya, manusia sebagai subjek kehidupan (khalifah fil ardh) memiliki tanggung jawab mengelola alam sebaik mungkin.
3. Menjaga hati
Hati dan hasrat manusia merupakan sesuatu yang mudah sekali berubah-ubah.
Kehendak hati ada kalanya mendorong manusia berbuat buruk (nafsu sayyiah), sehingga perlu dikendalikan agar tidak membelenggu perilaku.
Pengendalian hati sebagai upaya menjaga perilaku dapat mengantarkan manusia menggapai akhir kehidupan yang baik (husnul khatimah). (*)