Zalensy Siapkan Serangan Balasan untuk Rusia

Photo Author
- Minggu, 11 Juni 2023 | 13:09 WIB
ilustrasi
ilustrasi

Krjogja.com - Kyiv - Volodymyr Zelensky dinilai telah mengonfirmasi bahwa serangan balasan Ukraina sedang berlangsung. Pernyataan terkait hal itu diungkapkan Zelensky saat menerima lawatan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau di Kyiv.


"Tindakan kontra-ofensif dan defensif sedang berlangsung di Ukraina; saya tidak akan merincinya," ujar Zelensky dalam konferensi pers bersama Trudeau pada Sabtu (10/6/2023), seperti dilansir The Guardian Minggu (11/6).


Pernyataan Zelensky muncul setelah Presiden Vladimir Putin mengklaim bahwa serangan balasan Kyiv yang lama dinanti telah gagal. Rusia mengaku, menggagalkan serangan Ukraina di timur dan selatan yang ditafsirkan oleh sejumlah pengamat sebagai awal dari serangan balasan skala besar.


"Sangat menarik apa yang disampaikan Putin tentang serangan balik kami. Penting bagi Rusia untuk selalu merasakan ini: menurut saya, mereka tidak akan lama lagi," kata Zelensky.


Zelensky menuturkan bahwa dia berhubungan setiap hari dengan komandan militer termasuk Panglima Angkatan Bersenjata Valerii Zaluzhnyi, "Setiap orang positif sekarang, sampaikan itu pada Putin!"


Sementara itu, dalam kesempatan yang sama PM Trudeau menjanjikan bantuan senilai 10 juta dolar Kanada atau sekitar Rp111 miliar atas bencana banjir yang diakibatkan jebolnya Bendungan Kakhovka.


"Tidak ada keraguan bagi kami bahwa penghancuran bendungan adalah akibat langsung dari keputusan Rusia untuk menyerang tetangganya yang damai," kata Trudeau pada kunjungan keduanya ke Kyiv sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.


Kanada, yang menampung banyak diaspora Ukraina, merupakan salah satu sekutu terdekat Ukraina sejak perang Ukraina dimulai.


PM Trudeau menambahkan bahwa dia yakin Rusia akan dimintai pertanggungjawabannya atas tindakannya di Ukraina.


Ukraina menuduh Rusia meledakkan Bendungan Kakhovka, sementara Moskow menuduh Kyiv menembakinya.


Banjir akibat jebolnya Bendungan Kakhovka telah memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka dan memicu bencana kemanusiaan dan lingkungan.


Pejabat tinggi PBB Martin Griffiths mengungkapkan bahwa 700 ribu orang membutuhkan bantuan air minum. Sementara lahan pertanian di Ukraina yang terdampak banjir, sebut Griffiths, dapat menyebabkan "rimba masalah", termasuk menurunnya ekspor biji-bijian dan naiknya harga pangan.


"Ukraina menghadapi situasi kemanusiaan yang sangat buruk setelah runtuhnya Bendungan Kakhovka... Ini hanyalah awal dari konsekuensinya," ungkap Griffiths. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB
X