Teheran - Iran pada hari Rabu (19/11/2025) membebaskan sebuah kapal tanker berbendera Kepulauan Marshall beserta seluruh 21 awaknya, beberapa hari setelah Teheran menyita kapal tersebut. Hal ini dikonfirmasi pihak pengelola kapal.
Teheran belum memberikan komentar apa pun mengenai pembebasan kapal Talara, yang menandai penyitaan kapal pertama oleh Iran sejak konflik bersenjata selama 12 hari dengan Israel pada bulan Juni.
Columbia Shipmanagement yang berbasis di Siprus mengatakan bahwa para awak kapal dalam keadaan selamat dan bersemangat.
Baca Juga: PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Raih SDGs Action Award 2025.
"Kami telah memberi tahu keluarga mereka dan kapal tersebut kini bebas untuk melanjutkan operasi normal," kata perusahaan itu seperti dilansir Associated Press.
Perusahaan tersebut menambahkan bahwa tidak ada tuduhan yang dibuat terhadap kapal itu, awaknya, serta pihak manajer dan pemilik kapal.
Data pelacakan kapal yang dianalisis oleh Associated Press menunjukkan Talara bergerak menjauh dari Iran. Data yang sama juga mengindikasikan bahwa otoritas Iran telah membongkar muatannya berupa minyak gas sulfur tinggi karena kapal itu berlayar dalam kondisi kosong.
Situs pengiriman minyak Tanker Trackers, mengutip foto satelit, mengatakan bahwa tampaknya Iran telah membongkar muatannya pada hari Selasa (18/11), sebelum melepaskannya.
Militer Iran menyita kapal tersebut pada hari Jumat (14/11) ketika kapal itu melintas di Selat Hormuz, mulut sempit Teluk Persia yang dilalui oleh 20 persen perdagangan minyak dunia. Saat itu kapal tengah berlayar dari Ajman, Uni Emirat Arab, menuju Singapura.
Iran pada Sabtu (15/11) mengakui penyitaan ini.
Menurut laporan media pemerintah, alasan penyitaan adalah kapal tersebut melakukan pelanggaran termasuk membawa kiriman ilegal tanpa merinci lebih lanjut.