Krjogja.com - WASHINGTON - Sebuah fakta baru soal restoran halal di negara dengan minoritas Muslim ini memberikan angin segar. Dalam kurun waktu seperempat abad, jumlah tempat yang menyajikan makanan halal berkembang pesat di Amerika Serikat (AS).
Hal itu diketahui dari cerita Shahed Amanullah, pendiri situs web yang mengurusi daya daftar bisnis halal. Seperti dikutip dari situs share.america.gov, Kamis (20/4/2023), ia menemukan 200 restoran di AS yang menyediakan makanan yang disiapkan sesuai prinsip halal dalam Islam. Hari ini, 25 tahun kemudian, situs tersebut melacak hampir 13.000 restoran halal AS, dengan menu-menu yang mencakup masakan mulai dari Malaysia hingga Meksiko.
Meski merepresentasikan angka yang relatif kecil, jumlah Muslim Amerika Serikat yang membentuk populasi AS meningkat — Pew Research Center memproyeksikan populasi tersebut akan bertumbuh lebih dari dua kali lipat (dari 0,9% menjadi 2,1%) sebagai bagian dari populasi pada periode 2010 hingga 2050. Pembukaan restoran-restoran halal baru-baru ini melampaui tingkat pertumbuhan tersebut dan mencerminkan partisipasi yang lebih besar dari umat muslim dalam ekonomi Amerika.
Yvonne Maffei, penulis buku masak My Halal Kitchen, mengatakan bahwa makanan halal telah menjadi arus utama di antara masyarakat Amerika, seperti evolusi yang dialami makanan Meksiko selama paruh kedua abad ke-20.
"Sekitar 15 tahun yang lalu, ini menjadi perbincangan sebatas antara komunitas [Muslim], namun sekarang saya memiliki teman-teman yang belum pernah bepergian ke Timur Tengah atau tidak tahu apa itu halal, tetapi mereka tahu persis apa itu hummus, falafel, dan syawarma, dan mereka menyukainya."
(Tidak semua makanan Timur Tengah dipersiapkan dengan bahan-bahan yang diperbolehkan menurut aturan Islam, tetapi terdapat beberapa organisasi yang mensertifikasi halal dan menawarkan label dengan simbol kepatuhan untuk para pembuat makanan. (*)