Krjogja.com - ADANA - Korban jiwa akibat gempa bumi di Turki dan Suriah terus bertambah, Selasa (7/2). Hingga berita ini diturunkan, jumlah korban meninggal mencapai 5.021 jiwa dan 24.184 lainnya cedera. Tim penyelamat berpacu dengan waktu untuk menemukan korban yang terperangkap di bawah reruntuhan ribuan bangunan.
Operasi pencarian dan penyelamatan terhambat oleh cuaca buruk, dengan turunnya hujan salju dan suhu dingin di bawah titik beku. Selain itu lebih dari 200 gempa susulan menjadikan upaya pencarian melalui struktur yang tidak stabil sangat berbahaya.
Bangunan yang runtuh dan jalan yang hancur menghambat upaya untuk menemukan korban selamat dan mengirimkan bantuan penting ke daerah yang terkena dampak. Menteri Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim Turki, Murat Kurum mengatakan gempa bumi berdampak pada 13,5 juta orang di 10 provinsi di selatan.
AP melaporkan warga kota Adana menderita di alam terbuka di tengah cuaca dingin. Mereka kehilangan rumah yang hancur, sementara yang lain takut kembali ke rumah karena ancaman gempa susulan.
Survei Geologi AS (USGS) mengukur gempa M7,8 pada Senin (6/2) pukul 04.17 berpusat di Pazarcik, Provinsi Kahramanmaras. Gempa kedua berkekuatan M7,5 terjadi Senin pukul 13.30 berpusat di Distrik Elbistan, yang menurut USGS bukan gempa susulan.
Sememtara itu, Duta Besar RI untuk Suriah Wajid Fauzi menyatakan bahwa sejauh ini tidak ada WNI di negara tersebut yang menjadi korban dari gempa bumi Magnitudo (M) 7,8 yang mengguncang wilayah Turki hingga Suriah pada Senin (6/2).
"Petugas sudah mengunjungi beberapa rumah sakit di Aleppo dan Latakia, dan alhamdulillah sejauh ini, kami tidak atau belum menerima laporan adanya WNI yang terdampak," ujar Dubes Wajid dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa.
(7/2/2023)
Namun KBRI Damaskus, lanjut dia, telah mengirimkan tim menuju Hama dan Aleppo untuk memeriksa kemungkinan adanya WNI yang terdampak gempa.
Wajid menuturkan ada lima wilayah di Suriah yang paling parah terdampak gempa bumi, yakni Provinsi Aleppo, Latakia, Hama, Homs, dan Tartus.
Berdasarkan catatan KBRI Damaskus, terdapat 116 WNI yang tinggal di Suriah, dengan rincian 34 orang di Latakia, 10 di Hama, tiga orang di Homs, 20 orang Tartus, serta 49 WNI di Aleppo. "Alhamdulillah sejauh ini tidak ada WNI yang terdampak. Tetapi kami terus mencari tahu adanya kemungkinan WNI yang terdampak," ucap dia.
KBRI Suriah, lanjut Wajid, juga telah mempersiapkan shelter atau tempat perlindungan sementara seandainya ada WNI terdampak dan perlu dievakuasi.
"Shelter KBRI sebenarnya kami siapkan untuk para pekerja migran yang memiliki masalah di wilayah Aleppo dan Latakia. Namun untuk saat ini kami siagakan untuk mereka yang terdampak gempa," ucapnya.
"Shelter kami siapkan lengkap, ada tempat tidur, kamar mandi, yang menurut saya mencukupi," ujar dia menambahkan.
Dikutip dari Reuters, Wakil Presiden Turki Fuat Oktay pada Selasa mengatakan bahwa jumlah korban tewas akibat gempa bumi yang berpusat di bagian tenggara Turki, yang berdekatan dengan perbatasan Suriah, kini bertambah menjadi 3.419 orang.
Adapun total korban yang tewas termasuk dengan korban yang ada di Suriah kini tercatat menjadi lebih dari 5.000 orang.(Bro/Ati)